Kamis, 22 Maret 2012

OSMOSIS JARINGAN


I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

            Pertumbuhan tergantung pada adanya pemasukan air kedalam sel yaitu pasokan air dari jaringan saru kejaringan lainya disuatu lingkungan. Osmose terjadi apabila suatu larutan dipisahkan oleh suatu selaput yang permeabel oleh air. Tekanan osmose merupakan tekanan yang mendorong air untuk berdifusi. Osmose juga merupakan proses fisika difusi (dengan osmosis sebagai bagian khususnya) memainkan peranan yang sangat penting pada fisiologi tumbuhan,sehingga pengertian yang jelas mengebiai proses ini perlu sekali dimiliki, tetapi agar mudah dimengerti, beberapa sifat umum materi harus diperhatikan terlebih dahulu.
            Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Plasmolisis suatu sel dapat digambarkan pada plasmolisis sekumpulan sel dengan sifat-sifat yang sama. Partikel-partikel ini mempunyai dua sifat yaitu kemampuan untuk bergerak bebas dan kecenderuan untuk partikel yang sama untuk tarik menarik. Kedua sifat ini sangat bertentangan.
            Pada awal inspien plasmolisis air keluar dari vakuola hal ini dapat dilihat dari mengkerutnya suatu jaringan keadaan ini bersifat tidak dapat balik. Penyusutan akan berlangsung terus selam,a air yang hilang akan lebih banyak dari sel yang berada pada larutan yang mempunyai potensial osmosis yang tinggi . Sebagai perkiraan dapat dikatakan sebagai kecenderungan untuk gerakan bebas lebih unggul, zat itu akan berada dalam bentuk gas, jika kecenderungan untuk gaya tarik lebih unggul zat itu akan berada dalam bentuk padat.sedangkan jika kedua kecenderungan itu kira-kira sama kuat, zat itu akan berada dalam bentuk cair.
            Ada dua faktor penting yang menentukan apakah suatu zat tertentu berkelakuan sebagai zat padat, cair, ataupun gas yaitu mobilitas dasar suatu zat ( misalnya partikel oksigen sangat bersifat mobil, sedang kan sangat saling berikatan kuat ) dan suhu zat itu ( misalnya penggunaan panas dapat mengubah zat cair menjadi gas dengan meningkatkan kemampuan gerakan bebas partikel zat itu ).

B. Tujuan
            Percobaan ini bertujuan untuk mengukur tekanan osmosis jaringan umbi kentang ( Solanum tuberosum ).




























II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Sistematika
Sistematika kentang (solanum tuberosum L)
Divisio                         : spermatophyta
Subdivisio                   : Angiospermae
Class                            : dicotiledoneae
Ordo                            : Tubiflorae
Family                         : solanaceae
Genus                          : solanum
Species                        : Solanum tuberosum L

B. Botani Umum
            Tanaman kentang merupakan tanaman yang berasal dari America selatan, peru dan Bolivia yang diintroduksi keeropa pada tahun 1570 an. Tanaman kentang juga merupakan tanaman semusim. Yang mempunyai perdu batang yang keras, dan umbinya berasal dari modifikasi batang. Bunganya bersifat  hemafrodit bersifat protogeni.
            Adapun jenis-jenis kentang yang diiusahakan di indonesia yaitu: Patrones, Rapan dan Thum dengan daging dan kulit umbi berwarna kuning. Yang kedua jenis Donata Radosa dengan daging dan kulit umbi berwarna putih, yang ketiga jenis desire dan arka dengan daging berwarna kuning dan kulit berwarna merah.
            Syarat tumbuh kentang yaitu : tumbuh baik pada ketinggian 500-2000 m dpl. Dengan curah hujan berkisar 200-300mm/bulannya. Dengan suhu 15 – 20 oC tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan pada kelembaban 80-90%. Tanah yang digunakan untuk menanam kentang pada umumnya perlu pH sekitar 5,5-6,5 lebih atau kurang dari peha tersebut kualitas kentang akan tidak baik. Dalam memproduksi kentang memerlukan sistem draenase dan aerasi yang baik.
           

C. Tekanan Osmose pada jaringan
            Pada hakikatnya tekanan osmose merupakan suatu proses tekanan yang menyebabkan difusi. Osmose juga merupakan difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara difertensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi melekul lain dikatakan permeabel secara diferensial. Seperti dikatakan diatas, pelarut universal adalah air.
 Secara sederhan dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adala suatu faktor yang sangat penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis.
            Suatu percobaan yang menunjukan proses osmosis adalah suatu percobaan yang mengamati suatu lubang bawah dari tabung gelas ditutup dengan selaput. Selaput itu berfungsi sebagai membran permeabel secara diferensiasi, yang meloloskan melekul-molekul air secara cepat, tetapi menghalangi molekul yang lebih besar.
            Tekanan osmose cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang mempunyai tekanan osmose sama dengan cairan tersebut. Dalam car ini kita dapat mengambil patokan pada terjadinya peristiwa plasmolisis sel.dalam keadan insufisien plasmolisa tekanan osmose cairan sel adalah sam dengan tekanan osmose larutan dalam massa jaringan sel tersebut direndam. Plasmolisa dapt dilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan.
           








III. PELAKSANAN PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
            Pelaksanan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Bididaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya pada tanggal 1 November 2010  pada pukul 03.00 WIB sampai dengan selesai.

B. Alat dan bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
(1). Umbi kentang,
(2) air (untuk mencuci atau membasahi bahan yang akan digunakan)
(3) larutan sukrosa
            Dan alat yang digunakan adalah :
(1). Pipa tembaga lancip,
(2). Pisau silet,
(3). Timbangan analitik,
(4). Penggaris,
 (5) cawan petri,
(6). Gelas piala,
 (7) kertas label.

C. Cara Kerja
            Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah :
1.      buat larutan gula 0 M; 0,15 M, 0,20 M, 0,25 M, 0,30 M, 0,35 M, 0,40 M, dan 0,45 M
2.      siapkan 8 botol atau gelas piala 100 ml. Setiap boto, diisi denagn 50 cc larutan sukrosa dengan masing-masing konsentrasi tersebut.
3.      umbi kentang dikupas, kemudian ditusuk dengan pipa kaca sehingga didapat diameter kentang yang sama, sebaliknya setiap batangan didapat dari 1 umbi
4.      dngan menggunakan pisau silet, potonglah batangan kentang sepanjang 1 cm
5.      Dengan cepat bilaslah irisan kentang dengan aquadest dan segera keringkan dengan kertas penghisap dan timbanglah.
6.      Selanjutnya 3 buah irisan kentang dimasukan kedalam botol dan rendam dengan larutan sukrosa. Kerjakanlah langkah ini untuk masing-masing konsentrasi larutan sukrosa.
7.      Setelah irisan di rendam dalam larutan sukrosa selama 48 jam, keluarkan irisan tersebut dati botol, lalu keringkan dengan kertas penghisap sebentar dan ukurlah panjang kentang tersebut. Data yang di peroleh dimasukan kedalm tabel dan grafik






















B. Pembahasan

            Pada praktikum tekanan osmosis pada jaringan yang diamati adalah perubahan berat yang terjadi setelah kentang direndam dengan aquadest dan larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda-berbeda.Sebelum kentang direndam dengan larutan tersebut pertama kentang tersebut dikupas dengan carter dan dipotong dengan panjang 4 cm, tinggi 0,5 cm dan lebar 1 cm dan ditimbang,Setelah selesai kemudian irisan tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi larutan aquadest, larutan sukrosa 0,15 M, 0,20 M, 0,25 M, 0,30 M, dan 0,35 M. Kentang tersebut ditahan sampai 30 Menit dengan keadaan tabung reaksi ditutup dengan tangan. Setelah 30 menit kemudian kentang tersebut dikeluarkan dari tabung reaksi dan dilakukan penimbangan kembali .
            Dari semua percobaan yang dilakukan masing-masing kelompok ternyata dapat diketahui bahwa berat kentang tersebut naik atau bertambah.Perubahan berat kentang tersebut yang paling rendah adalah 0,05 dan yang paling tinggi adalah 0,21 dan bila dinyatakan dengan persen yaitu yang paling rendah adalah 2,14 % dan yang paling tinggi adalah 9,4 %.Dari sini dapat kita simpulkan bahwa berat kentang  dapat meningkat dengan perendaman dengan aquadest dan larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan dengan perlakuan yang sama.
            Disini kita juga dapat mengetahui bahwa perubahan berat masing-masing perlakuan berbeda-beda berarti dengan perbedaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa perubahan  beratnya itu terjadi karena perbedaan larutan yang digunakan pada saat perendaman. Tetapi tidak dapat kita ketahui  apakah perbedaan konsentrasi mempengaruhi mana yang terberat dan teringan karena berat yang kita amati tidak berurut sesuai dengan konsentrasi yang digunakan dengan perbedaan 5 M permasing-masing percobaan.Dari hasil yang diketahui perubahan berat yang terbesar sampai yang terkecil yaitu kentang yang direndam dalam aquadest, Sukrosa 20 M, 0,25 M , 0,15 M, 0,35 M dan yang terakhir 0,30 M.



V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah:
  1. Pada praktikum jenis dan konsentrasi yang dipakai mempengaruhi berat yang terjadi pada masing-masing percobaan.
  2. Perubahan berat terbesar yaitu aquadest
  3. Adanya tekanan osmosis pada jaringan

B. Saran
            Pada praktikum tekanan osmosis pada jaringan  sebaiknya praktikan lebih teliti terutama dalam pemotongan bahan yang dipakai dan dalam menghitung waktu yang telah ditentukan




IBRAHIM WAHID
AKTIVIS KAMMI AL-QUDS UNSRI
 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar