Rabu, 21 Maret 2012

ANGIN


I.  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Ada alat pengukuran angin yang langsung mengukur kecepatannya. Jadi jarum penunjuk suatu kecepatan tertentu bila ada angin. Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah mata angin atau dalam angka. Angka 360 derajat berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari timur demikian seterusnya. Angin juga dapat dikatakan sebagai udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.      
Angin memiliki sifat yang apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Adapun proses terjadinya angin disebakan  karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Alat-alat untuk mengukur angin antara lain: anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin,wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin, windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.          
Adapun manfaat adanya  angin adalah  untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi, angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di landasan pacu bandara, angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas angin.         
Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain :
angin puting beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. Angin topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam, gelombang tinggi > 2.5 m, hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai.

B.Tujuan
            Untuk mengetahui prinsip penggunaan alat anemometer secara detail dan benar sehingga kesalahan dalam penggunaan dapat diminimalisirkan seminim mungkin. Untuk mengetahui fungsi- fungsi alat tersebut dan untuk mengetahui jenis- jenis alat yang digunakan untuk mengukur angin.




II. TINJAUAN PUSTAKA
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Ada alat pengukuran angin yang langsung mengukur kecepatannya. Jadi jarum penunjuk suatu kecepatan tertentu bila ada angin. Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah mata angin atau dalam angka. Angka 360 derajat berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari timur demikian seterusnya (Dewi,2003 )
Keberadaan angin ada yang dapat dimanfaatkan dan ada pula yang merugikan. Adapun manfaat adanya  angin adalah  untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi, angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di landasan pacu bandara, angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas angin.  
Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain :
angin puting beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. Angin topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam, gelombang tinggi > 2.5 m, hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai. ( Fitriah, 2004 )
Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
1.Gradien Barromettis
            Adanya perbedaan tekanan udara akan menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin cepat dan kuat. Kekuatan angin dirumuskan dalam hukum Stevenson yang berbunyi “ Kekuatan angin yang bertiup adalah sebanding dengan gradient barometternya. Semakin besar gradien barometternya, semakin kuat angin yang bertiup.”
2. Relief Permukaan Bumi
            Semakin kearah daratan maka angin yang bertiup akan semakin besar, sedangkan pada daerah perbukitan angin akan berhembus namun tidak sebesar hembusan pada daerah daratan.
3. Ketinggian Suatu Tempat
            Semakin tinggi suatu tempat maka hembusan angin akan semakin cepat.
4. Letak Lintang
            Letak lintang berkaitan dengan posisi matahari. Di daerah lintang rendah banyak mendapatkan sinar matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang tinggi dan sebaliknya di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar matahari sehingga berpengaruh terhadap kecepatan angin.
Angin memiliki sifat yang apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.(Widya Wiyata,1995)
Adapun proses terjadinya angin disebakan  karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Alat-alat untuk mengukur angin antara lain: anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin,wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin, windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.( Tri  Haryanto, 2001)
Jenis Angin    
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim.
 Angin lokal 3 macam yaitu : 
1. Angin darat dan angin laut
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana, angin daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin ini terjadi di daerah pantai,. angin bertiup dari laut ke darat.
2. Angin lembah dan angin gunung   
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.           
3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan). Angin fohn adalah angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain.Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada serangan penyakit.
Angin musim ada 5 macam yaitu :     
1. Angin Passat          
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.         Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
2. Angin Anti Passat  
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika),
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”       
3. Angin Barat           
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

4. Angin Timur           
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. 
5. Angin Muson (Monsun)     
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.( Sukamto, 1992)












III.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at,  tanggal 27 mei 2011, pukul 17.00 wib – 18.00 wib, dan pada hari sabtu, tanggal 28 mei 2011, pukul 06.00 wib -12.00 wib di Agro Techno Park 1 daerah Gelumbang Sumatera Selatan.

B. Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah pengamatan angin  adalah anemometer, tabel pengamatan dan alat-alat tulis. 

C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kemudian pegang anemometer dengan menggunakan  tangan kanan, dan angkat ke atas agar alat tersebut dapat tertiup oleh angin
3. Setelah itu, lihat angka yang terdapat pada bagian bawah anemometer , untik menentukan kecepatan angin pada saat itu.
3. Pengamatan dilakukan secara berkala, setelah pengamatan awal dilakukan pengamtan selanjutnya dilakukan setelah 30 menit pengamatan pertama. Dan dilakukan secara terus-menerus sampai batas waktu yang telah ditentukan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN`
A.  Hasil
Jam
Kecepatan Angin


17.00
0 m/s

17.30
0 m/s

18.00
0 m/s

06.00
0 m/s

06.30
0,5 m/s

07.00
1 m/s

07.30
0 m/s

08.00
0,5 m/s

08.30
1 m/s

09.00
1 m/s

09.30
1 m/s

10.00
1 m/s

10.30
3 m/s

11.00
2 m/s

11.30
1,5 m/s

12.00
2 m/s



B. Pembahasan
Kami dari kelompok IV mengambil sampel pengamatan kecepatan angin  pada pukul 06.00 wib, dan pukul 10.00 wib, dan diperoleh hasilnya sebagai berikut 0 m/s dan 1 m/s, dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pada saat pengamatan pukul 06.00 wib tidak ada angin yang berhembus. Dan dari data secara keseluruhan yang didapat kecepatan angin yang paling kuat adalah pengamatan pada pukul 10.30 wib yaitu 3 m/s. Hal ini menunjukkan bahwa angin pada saat itu bergerak secara cepat dan dengan tekanan yang besar.
Alat yang digunakan dalam pengamatan kecepatan angin adalah anemometer yang terdiri dari 3 atau 4 cup/ mangkok yang dipasang kuat pada akhir sebuah lengan dengan kincir vertikal. Jumlah dari rotasi per unit waktu mengelilingi kincir adalah kecepatan angin yang terukur. Jika kecepatan angin < 0,5 m/s , anemometer tidak dapat merespon. Pengukuran kecepatan angin tersebut dapat dikatakan akurat bila kecepatan angin > 2 m/s. Tinggi pemasangan adalah 10 m dengan alat yang bernama Wind Break atau Wind speed tapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai dan ditempatkan pada tempat yang terbuka yang tidak  terhalang gedung.   Untuk pengamatan angin permukaan, anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin memiliki sifat yang apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Adapun proses terjadinya angin disebakan  karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Angin bertiup dari tekanan dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pada beberapa lokasi ada gangguan- ganguan, sehingga terjadi pembelokan yang dikenal dengan hukum Buys Ballot. Adapun manfaat adanya  angin adalah  untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara,untuk menggerakkan kincir, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi, tetapi jika angin memiliki kecepatan yang tinggi,maka kedatangannya tidak dihrapkan karena bisa memorak- porandakan daerah yang dilaluinya.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan angin yaitu:
1.Gradien Barromettis
            Adanya perbedaan tekanan udara akan menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin cepat dan kuat. Kekuatan angin dirumuskan dalam hukum Stevenson yang berbunyi “ Kekuatan angin yang bertiup adalah sebanding dengan gradient barometternya. Semakin besar gradien barometternya, semakin kuat angin yang bertiup.”
2. Relief Permukaan Bumi
            Semakin kearah daratan maka angin yang bertiup akan semakin besar, sedangkan pada daerah perbukitan angin akan berhembus namun tidak sebesar hembusan pada daerah daratan.
3. Ketinggian Suatu Tempat
            Semakin tinggi suatu tempat maka hembusan angin akan semakin cepat. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdiri di gedung pencakar langit maka kita dapat merasakan kecepatan angin.
4. Letak Lintang
Letak lintang berkaitan dengan posisi matahari. Di daerah lintang rendah banyak mendapatkan sinar matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang tinggi dan sebaliknya di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar matahari sehingga berpengaruh terhadap kecepatan angin.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.  Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.     
2.  Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer
3. Kecepatan angin yang paling tinggi adalah kecepatan angin pada pengamatan pukul 10.30 wib yaitu 3 m/s
4.  Proses terjadinya angin disebakan  karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi.
5.  Adapun manfaat adanya  angin adalah  untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara,untuk menggerakkan kincir, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
6.  Jika angin memiliki kecepatan yang tinggi,maka kedatangannya tidak dihrapkan karena bisa memorak- porandakan daerah yang dilaluinya.
7.  Faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan angin yaitu: gradien barometer, relief permukaan bumi, ketinggian suatu tempat,dan  letak lintang.
8.  Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
9. Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal yang terdiri dari angin darat dan angin laut, angin lembah dan angin gunung,dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas ( angin fohn ) sedangkan jenis angin yang kedua adalah angin musim yang terdiri dari angin passat, angin anti passat,angin timur,angin barat dan  angin muson.
10. Jika kecepatan angin < 0,5 m/s , anemometer tidak dapat merespon. Pengukuran kecepatan angin tersebut dapat dikatakan akurat bila kecepatan angin > 2 m/s.

B. Saran
            Dalam melakukan aktivitas pengamatan perlu ketelitian dan mengikuti prosedur demi  keberhasilan pengujian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan dan pengambilan data kecepatan angin  antara lain cara pengamatan, waktu pengamatan, dan tata letak penempatan alat dalam stasiun sehingga dapat mewakili kondisi fisik lingkungan. 







DAFTAR PUSTAKA
Dewi. 2003. Laut dan Samudra. Bandung : Pakar Raya
Fitriah. 2004. Geografi Aktivitas Untuk Menjelajah . Bandung : Pakar Raya
Sukamto . 1992. Perkembangan Filsafat Geografi. Bandung : Alumni
Tri Haryanto. 2001. Pengantar Geografi. Yogyakarta : Harapan Masa
Widya Wiyata.1995.Geografi dan Peta. Jakarta : Balai Pustaka


 IBRAHIM WAHID
AKTIVIS KAMMI UNSRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar