I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan
arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana
datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter
anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Ada alat pengukuran
angin yang langsung mengukur kecepatannya. Jadi jarum penunjuk suatu kecepatan
tertentu bila ada angin. Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan
dengan alat penunjuk arah mata angin atau dalam angka. Angka 360 derajat
berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari timur demikian
seterusnya. Angin juga dapat dikatakan sebagai udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan
udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara
yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang
rendah ke suhu udara yang tinggi.
Angin memiliki sifat yang apabila dipanaskan, udara memuai. Udara
yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya
mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih
berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik
kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan
konveksi.
Adapun proses terjadinya angin disebakan karena adanya perbedaan tekanan udara atau
perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu
wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai
suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah.
Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima
energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Alat-alat untuk mengukur angin
antara lain: anemometer,
adalah alat yang mengukur kecepatan angin,wind vane, adalah alat untuk
mengetahui arah angin, windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan
memperkirakan besar kecepatan angin.
Adapun manfaat adanya
angin adalah untuk menggerakan
perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin
sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara
Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel
atau batubara, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi, angin
berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di
landasan pacu bandara, angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan
gerah. seperti pada alat kipas angin.
Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah.
Angin yang sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain
:
angin puting beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. Angin topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam, gelombang tinggi > 2.5 m, hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai.
angin puting beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. Angin topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam, gelombang tinggi > 2.5 m, hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai.
B.Tujuan
Untuk mengetahui prinsip penggunaan alat
anemometer secara detail dan benar sehingga kesalahan dalam penggunaan dapat
diminimalisirkan seminim mungkin. Untuk mengetahui fungsi-
fungsi alat tersebut dan untuk mengetahui jenis- jenis alat yang digunakan
untuk mengukur angin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan
rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin
merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud
adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan
angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu
(lamanya periode pengukuran). Ada alat pengukuran angin yang langsung mengukur
kecepatannya. Jadi jarum penunjuk suatu kecepatan tertentu bila ada angin. Arah
angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah
mata angin atau dalam angka. Angka 360 derajat berarti ada angin dari utara,
angka 90 ada angin dari timur demikian seterusnya (Dewi,2003 )
Keberadaan angin ada yang dapat dimanfaatkan dan ada pula
yang merugikan. Adapun manfaat adanya
angin adalah untuk menggerakan
perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin
sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara
Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel
atau batubara, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi, angin
berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di
landasan pacu bandara, angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan
gerah. seperti pada alat kipas angin.
Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah.
Angin yang sering menimbulkan kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain
:
angin puting beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. Angin topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam, gelombang tinggi > 2.5 m, hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai. ( Fitriah, 2004 )
angin puting beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.
Angin puting beliung dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif berikut : menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung. Angin topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara lain: Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam, gelombang tinggi > 2.5 m, hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai. ( Fitriah, 2004 )
Kecepatan angin dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
1.Gradien
Barromettis
Adanya perbedaan tekanan udara akan
menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang
bertiup pun akan semakin cepat dan kuat. Kekuatan angin dirumuskan dalam hukum
Stevenson yang berbunyi “ Kekuatan angin yang bertiup adalah sebanding dengan
gradient barometternya. Semakin besar gradien barometternya, semakin kuat angin
yang bertiup.”
2.
Relief Permukaan Bumi
Semakin kearah daratan maka angin
yang bertiup akan semakin besar, sedangkan pada daerah perbukitan angin akan
berhembus namun tidak sebesar hembusan pada daerah daratan.
3.
Ketinggian Suatu Tempat
Semakin tinggi suatu tempat maka
hembusan angin akan semakin cepat.
4.
Letak Lintang
Letak lintang berkaitan dengan
posisi matahari. Di daerah lintang rendah banyak mendapatkan sinar matahari,
sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang tinggi dan sebaliknya di
daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar matahari sehingga
berpengaruh terhadap kecepatan angin.
Angin memiliki sifat yang apabila dipanaskan, udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini
terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin
disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut
menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi
dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi.(Widya Wiyata,1995)
Adapun proses terjadinya angin disebakan karena adanya perbedaan tekanan udara atau
perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu
wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai
suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah.
Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima
energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Alat-alat untuk mengukur angin
antara lain: anemometer,
adalah alat yang mengukur kecepatan angin,wind vane, adalah alat untuk
mengetahui arah angin, windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan
memperkirakan besar kecepatan angin.( Tri
Haryanto, 2001)
Jenis Angin
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin
lokal dan angin musim.
Angin lokal 3 macam yaitu :
1. Angin darat dan angin laut
1. Angin darat dan angin laut
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah
laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam
06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari
ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana, angin daratan lebih cepat
melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan
lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah
darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul
16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap
ikan di laut. Angin ini terjadi di daerah pantai,. angin bertiup dari laut ke
darat.
2. Angin lembah dan angin gunung
2. Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar
lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih
terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin
lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi
angin gunung.
3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya
kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak
terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang
(Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi
Selatan). Angin fohn adalah angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan
temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi karena ada gerakan
massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu
sisi lalu turun di sisi lain.Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan
dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia
yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada serangan
penyakit.
Angin musim ada 5 macam yaitu :
1. Angin Passat
1. Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari
daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin
Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara
bertiup di belahan bumi Selatan. Di
sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di
daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara
vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang
selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari
adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah
tenang).
2. Angin Anti Passat
2. Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub
dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan
bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan
disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU
dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang
kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan.
Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun
Sahara (Afrika),
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
3. Angin Barat
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
3. Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis
Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan
sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu
terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat
ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin
Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
4.
Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah
dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah
minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini
bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
5. Angin Muson (Monsun)
5. Angin Muson (Monsun)
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya
pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober – April, matahari
berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak
memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat
pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat
tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua
Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur
Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh
karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak
membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim
penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak
merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya
makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit
utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di
asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat
pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari
australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi
selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak
melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh
karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai
barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua
musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim
kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan
musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun
ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur
dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.( Sukamto,
1992)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari jum’at,
tanggal 27 mei 2011, pukul 17.00 wib – 18.00 wib, dan pada hari sabtu,
tanggal 28 mei 2011, pukul 06.00 wib -12.00 wib di Agro Techno Park 1 daerah
Gelumbang Sumatera Selatan.
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah pengamatan angin adalah anemometer, tabel pengamatan dan
alat-alat tulis.
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kemudian pegang anemometer dengan
menggunakan tangan kanan, dan angkat ke
atas agar alat tersebut dapat tertiup oleh angin
3. Setelah itu, lihat angka yang terdapat pada
bagian bawah anemometer , untik menentukan kecepatan angin pada saat itu.
3. Pengamatan dilakukan secara berkala, setelah
pengamatan awal dilakukan pengamtan selanjutnya dilakukan setelah 30 menit
pengamatan pertama. Dan dilakukan secara terus-menerus sampai batas waktu yang
telah ditentukan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN`
A. Hasil
Jam
|
Kecepatan Angin
|
|
17.00
|
0 m/s
|
|
17.30
|
0 m/s
|
|
18.00
|
0 m/s
|
|
06.00
|
0 m/s
|
|
06.30
|
0,5 m/s
|
|
07.00
|
1 m/s
|
|
07.30
|
0 m/s
|
|
08.00
|
0,5 m/s
|
|
08.30
|
1 m/s
|
|
09.00
|
1 m/s
|
|
09.30
|
1 m/s
|
|
10.00
|
1 m/s
|
|
10.30
|
3 m/s
|
|
11.00
|
2 m/s
|
|
11.30
|
1,5 m/s
|
|
12.00
|
2 m/s
|
B. Pembahasan
Kami dari kelompok IV
mengambil sampel pengamatan kecepatan angin
pada pukul 06.00 wib, dan pukul 10.00 wib, dan diperoleh hasilnya
sebagai berikut 0 m/s dan 1 m/s, dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa
pada saat pengamatan pukul 06.00 wib tidak ada angin yang berhembus. Dan dari
data secara keseluruhan yang didapat kecepatan angin yang paling kuat adalah
pengamatan pada pukul 10.30 wib yaitu 3 m/s. Hal ini menunjukkan bahwa angin
pada saat itu bergerak secara cepat dan dengan tekanan yang besar.
Alat yang digunakan
dalam pengamatan kecepatan angin adalah anemometer yang terdiri dari 3 atau 4
cup/ mangkok yang dipasang kuat pada akhir sebuah lengan dengan kincir
vertikal. Jumlah dari rotasi per unit waktu mengelilingi kincir adalah
kecepatan angin yang terukur. Jika kecepatan angin < 0,5 m/s , anemometer
tidak dapat merespon. Pengukuran kecepatan angin tersebut dapat dikatakan
akurat bila kecepatan angin > 2 m/s. Tinggi pemasangan adalah 10 m dengan
alat yang bernama Wind Break atau Wind speed tapi juga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai dan ditempatkan pada tempat yang terbuka yang tidak terhalang gedung. Untuk pengamatan angin permukaan, anemometer
dipasang dengan ketinggian 10 meter
dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali
dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi).
Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang,
dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer
dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir
pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan
petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang
membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
Angin memiliki sifat yang apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah
memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan
udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan
turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Adapun proses terjadinya angin disebakan karena adanya perbedaan tekanan udara atau
perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu
wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai
suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah.
Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima
energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Angin bertiup dari tekanan dari
daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pada beberapa
lokasi ada gangguan- ganguan, sehingga terjadi pembelokan yang dikenal dengan
hukum Buys Ballot. Adapun manfaat adanya
angin adalah untuk menggerakan
perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin
sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara,untuk
menggerakkan kincir, angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan
pergi, tetapi jika angin memiliki kecepatan yang tinggi,maka kedatangannya
tidak dihrapkan karena bisa memorak- porandakan daerah yang dilaluinya.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi
kecepatan angin yaitu:
1.Gradien
Barromettis
Adanya perbedaan tekanan udara akan
menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang
bertiup pun akan semakin cepat dan kuat. Kekuatan angin dirumuskan dalam hukum
Stevenson yang berbunyi “ Kekuatan angin yang bertiup adalah sebanding dengan
gradient barometternya. Semakin besar gradien barometternya, semakin kuat angin
yang bertiup.”
2.
Relief Permukaan Bumi
Semakin kearah daratan maka angin
yang bertiup akan semakin besar, sedangkan pada daerah perbukitan angin akan
berhembus namun tidak sebesar hembusan pada daerah daratan.
3.
Ketinggian Suatu Tempat
Semakin tinggi suatu tempat maka
hembusan angin akan semakin cepat. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdiri di
gedung pencakar langit maka kita dapat merasakan kecepatan angin.
4.
Letak Lintang
Letak
lintang berkaitan dengan posisi matahari. Di daerah lintang rendah banyak
mendapatkan sinar matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang
tinggi dan sebaliknya di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar
matahari sehingga berpengaruh terhadap kecepatan angin.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Angin merupakan
udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara
yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
2.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer
3. Kecepatan angin yang paling tinggi
adalah kecepatan angin pada pengamatan pukul 10.30 wib yaitu 3 m/s
4. Proses terjadinya angin disebakan karena adanya perbedaan tekanan udara atau
perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi.
5. Adapun manfaat adanya angin adalah untuk menggerakan perahu layar menelusuri
nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, angin sebagai tenaga
listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara,untuk menggerakkan kincir, angin
sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
6. Jika angin memiliki kecepatan yang
tinggi,maka kedatangannya tidak dihrapkan karena bisa memorak- porandakan
daerah yang dilaluinya.
7. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kecepatan angin yaitu: gradien barometer, relief permukaan bumi,
ketinggian suatu tempat,dan letak
lintang.
8. Perbedaan suhu dan tekanan udara
akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah
lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi
aliran udara pada wilayah tersebut.
9.
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal yang terdiri
dari angin darat dan angin laut, angin lembah dan angin gunung,dan angin jatuh
yang sifatnya kering dan panas ( angin fohn ) sedangkan jenis angin yang kedua
adalah angin musim yang terdiri dari angin passat, angin anti passat,angin
timur,angin barat dan angin muson.
10.
Jika
kecepatan angin < 0,5 m/s , anemometer tidak dapat merespon. Pengukuran
kecepatan angin tersebut dapat dikatakan akurat bila kecepatan angin > 2
m/s.
B.
Saran
Dalam melakukan
aktivitas pengamatan perlu ketelitian dan mengikuti prosedur demi keberhasilan pengujian. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pengamatan dan pengambilan data kecepatan angin antara lain cara pengamatan, waktu pengamatan,
dan tata letak penempatan alat dalam stasiun sehingga dapat mewakili kondisi
fisik lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi. 2003. Laut dan Samudra. Bandung : Pakar Raya
Fitriah. 2004. Geografi Aktivitas Untuk Menjelajah . Bandung : Pakar Raya
Sukamto . 1992. Perkembangan Filsafat Geografi. Bandung : Alumni
Tri Haryanto. 2001. Pengantar Geografi. Yogyakarta : Harapan Masa
Widya
Wiyata.1995.Geografi dan Peta.
Jakarta : Balai Pustaka
IBRAHIM WAHID
AKTIVIS KAMMI UNSRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar