I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matahari merupakan
pengatur iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energy utama di bumi yang
menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarakan ke segala arah
dalambentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung
dari kondisi keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awan-
awan yang mendatangkan hujan, maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran
sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi sebaliknya jika di udara tidak ada
awan langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari yang kuat.
Intensitas
cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang
terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses
fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi.
Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai sumber energy lain yang
dimanfaatkan manusia. Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak
dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar,
tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan
pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui sebeapa besar intensitas cahaya
tersebut dibuthkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur
besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada beberapa radiasi solar, yang terpenting: radiasi
elektromagnetik (yg berhubungan dengan listrik dan magnet).
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak
hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan
bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima bumi. Sudut yang
dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi
bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di
mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun
terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat,
maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir
(proses ini biasa disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan
tangkisan). Es dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang
sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi
yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di
lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan
di daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada
atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur
permukaan tersebut.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui tata letak penempatan peralatan lux meter, mengenal
cara pengamatan alat–alat meteorologi pertanian. Untuk mengetahui prinsip penggunaan alat anemometer secara
detail dan benar sehingga kesalahan dalam penggunaan dapat diminimalisirkan
seminim mungkin. Untuk mengetahui fungsi- fungsi alat tersebut
dan untuk mengetahui jenis- jenis alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya .
II. TINJAUAN PUSTAKA
Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang
berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari, atau dapat dikatakan
sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca
dan iklim di atmosfer bumi. Radiasi surya memegang peranan penting dari
berbagaai sumber energy lain yang dimanfaatkan manusia. Cahaya bisa dikatakan
sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik
pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas
cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui sebeapa besar
intensitas cahaya tersebut dibuthkan suatu alat ukur cahaya yang dapat
digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada beberapa radiasi solar, yang
terpenting: radiasi elektromagnetik (yg berhubungan dengan listrik dan magnet).
(Hoesin, Haslizen,1983)
Matahari merupakan pengatur
iklim yang sangat penting dan sebgai sumber energy utama di bumi yang
menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarakan ke segala arah
dalambentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung
dari kondisi keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awan-
awan yang mendatangkan hujan, maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran
sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi sebaliknya jika di udara tidak ada
awan langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari yang kuat. ( Sahala
Hutabarat, 1999)
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak
hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan
bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima bumi. Sudut yang
dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi
bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di
mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun
terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat,
maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir
(proses ini biasa disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan
tangkisan). Es dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang
sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi
yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di
lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan
di daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada
atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur
permukaan tersebut. ( Susanto, 1995)
Radiasi
matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan
cara sebagai berikut, diserap oleh aerosol dan awan di atmosfer bumi yang
akhirnya menjadi panas. Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya
temperatur gas-gas dan aerosol-aerosol. aerosol= kumpulan cairan kecil atau
partikel-partikel solid yang menyebar dalam suatu gas, seperti uap air di
atmosfir, debu-debu angkasa, etc. Dan diitangkis oleh atmosfer (oleh gas2 dan
aerosol-aerosol), dalam hal ini radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala
penjuru. Sebagian radiasi menuju kembali ke angkasa, sebagian sampai ke
permukaan bumi.( Marbun, 2000)
Adapun
peranan intensitas cahaya terhadap tumbuhan
dan organisme berklorofil tidak diragukan bahwa tumbuhan dan organisme memegang
peran utama dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan
membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi tetap konstan, dan menjaga
keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer. Oksigen
yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari makanan
kita juga disediakan oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi
dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200 miliar ton. Berbeda
dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dan organisme berklorofil dapat
memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan dan organisme berklorofil
mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya sebagai nutrisi
dengan cara yang sangat khusus. Proses ini disebut "fotosintesis". Fotosintesis
merupakan proses biologi yang dilakukan tanaman dan organisme berklorofil untuk
menunjang proses hidupnya yakni dengan memproduksi gula (karbohidrat) pada
tumbuhan hijau dengan bantuan energi sinar matahari, yang melalui sel-sel yang
ber-respirasi, energi tersebut akan dikonversi menjadi energi ATP sehingga
dapat digunakan bagi pertumbuhannya. Reaksi umum dari proses fotosintesis
adalah :
6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2
6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2
Cahaya
Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan keberadaan
sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil dari fotosintesis
seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6 atau dengan sebutan umum
yaitu gula (karbohidrat).(Hari Suseno, 1976).
Peranan
intensitas cahaya terhadap
keberlangsungan ekosistem. Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling
banyak ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis
sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida,
hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi
matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat
sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup. Dari karbohidrat
hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar dari perkembangan
kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem.
Intensitas
Cahaya Matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya
cahaya matahari kehidupan tidak akan ada lagi pertumbuhan tanaman ternyata
pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan
intensitasnya ,cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman.
Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang tinggi
menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu lebih
sempurna, internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi ukurannya lebih
kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung.
Energi
cahaya matahari yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar
antar 0,5 – 2,0 % dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil
fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas optimum yang
dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada jenis tanaman (Leopold &
Kriedemann, 1975) hal ini juga berlaku terhadap jenis-jenis anggrek. Pemberian
naungan pada tanaman baik secara alami & buatan, akan berarti mengurangi intensitas
cahaya yang diterima oleh tanaman tersebut, hal ini akan mempengruhi
pertumbuhan maupun hasil tanaman . Tanaman yang kurang
mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai akar yang pendek, cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan lebih bercabang.
mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai akar yang pendek, cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan lebih bercabang.
Radiasi
matahari untuk pengeringan produk pertanian. Energi surya dapat dimanfaatkan ke
dalam dua bentuk yaitu pemanfaatan secara termal dan pemanfaatan untuk listrik.
Pada bidang pertanian pemanfaatan energi surya termal biasa digunakan pada
proses pengeringan bahan pertanian. Cahaya
Matahari Sebagai Sumber Energi. Matahari merupakan sumber utama energi bagi
kehidupan. Energi cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui
produsen. Oleh produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kima
Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik
melalui jalur rantai makanan.
Energy
sinar matahari yang dipancarkan ke bumi salah satunya digunakan untuk
memanaskan atmosfer. Pemanasan atmosfer ini memerlukan proses- proses sebagai
berikut:
1.
Pemanasan langsung melalui absorpsi
Di dalam
atmosfer terkandung uap air, debu, asam arang, dan zat asam. Adanya zat- azat
tersebut berfungsi menyerap sebagian panas sinar matahari. Jadi, sebelum sampai
di permukaan bumi, panas sinar matahari sudah diserap oleh zat- zat tersebut.
2.
Pemanasan Tidak Langsung
Ternyata
panas matahari setelah melewati atmosfer, kemudian diserap oleh bumi. Akibatnya
bumi menjadi panas. Karena itu, permukaan bumi merupakansumber panas atmosfer,
terutama pada lapisan udara yang paling bawah.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari jum’at,
tanggal 27 mei 2011, pukul 17.00 wib – 18.00 wib, dan pada hari sabtu,
tanggal 28 mei 2011, pukul 06.00 wib -12.00 wib di Agro Techno Park 1 daerah
Gelumbang Sumatera Selatan.
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah pengamatan intensitas cahaya adalah lux meter, tabel pengamatan dan
alat-alat tulis.
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kemudian buka sensor yang terdapat dalam
luxmeter dan setelah lux meter menunjukkan angka, maka tekan tombol range maka
kita akan mendapatkan data mengenai intensitas cahaya pada saat itu
3. Jika luxmeter tidak menunjukkan angka pada
saat kondisi awal maka kita atur perbesarannya mulai dari 10x sampai 100 x
pembesaran.kemudian catat hasil pada tabel pengamatan.
3. Pengamatan dilakukan secara berkala, setelah
pengamatan awal dilakukan pengamtan selanjutnya dilakukan setelah 30 menit
pengamatan pertama.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN`
A. Hasil
Jam
|
Intensitas Radiasi Surya
|
|
17.00
|
2872 lux
|
|
17.30
|
816 lux
|
|
18.00
|
2,30
|
|
06.00
|
451 lux
|
|
06.30
|
3006 lux
|
|
07.00
|
1369 x
10 lux
|
|
07.30
|
429 x
100 lux
|
|
08.00
|
437 x 100 lux
|
|
08.30
|
917 x 100 lux
|
|
09.00
|
2033 x 10 lux
|
|
09.30
|
631 x 100 lux
|
|
10.00
|
302 x 100 lux
|
|
10.30
|
366 x 100 lux
|
|
11.00
|
241 x 100 lux
|
|
11.30
|
1079 x 100 lux
|
|
12.00
|
1124 x 100 lux
|
B. Pembahasan
Kami dari kelompok IV mengambil sampel pengamatan
intensitas radiasi surya pada pukul 06.00 wib, dan pukul 10.00 wib, dan
diperoleh hasilnya sebagai berikut 451 lux dan 302 x 100 lux. Sedangkan secara
keselurahan data intensitas radiasi surya yang tertinggi terdapat pada
pengamatan pukul 12.00 wib dengan intensitas radiasi yang didapat 1124 x 100
lux.
Pada saat
pengukuran dengan menggunakan luxmeter hendaknya sensor yang terdapat dalam
luxmeter tidak terlalu didekatkan dengan sumber cahaya lain selain matahari
karena dapat menggangu dan dapat menimbulkan kesalahan pada saat pengamatan
karena jika sensor tersebut terkena sinar dari sumber lain maka alat tersebut
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Luxmeter digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan
penelitian ( research ) bidang
ilmu yang memerlukan informasi intensitas cahaya yang lebih akurat. Luxmeter
yang ada saat ini masih terbatas kemampuannyakarena belum dilengkapi dengan
memori penyimpanan data yang dapat disimpansetiap saat. Memori ini sangat
bermanfaat pada saat luxmeter digunakan untuk penelitian dengan dengan jumlah
data yang banyak dan waktu yang lama serta akurat.
Selain menggunakan luxmeter intensitas cahaya surya
dapat juga diukur dengan menggunakan alat Campbell stokes, gun bellani, aktinograf
dan lain sebgainya. Intensitas radiasi surya akan meningkat pada saat siang
hari karena cahaya yang di pantulkan berkekuatan besar dan jumlahnya yang
banyak.
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak
hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan
bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima bumi. Sudut yang
dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi
bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di
mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi.
Radiasi
yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi.
Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan
dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi -
walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es dan salju merefleksi hampir
kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut,
merefleksi sangat sedikit.
Radiasi
yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di
lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan
di daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada
atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur
permukaan tersebut. Energy sinar matahari yang dipancarkan ke bumi salah
satunya digunakan untuk memanaskan atmosfer
Alat pengukur lama penyinaran adalah solarimeter. Sedang pengukur
intensitas penyinaran adalah bimetal actinograf. Sedangkan di laboratorium
hanya terdapat sebuah actinograf yaitu Actinograf dwi logam/bimetal Actinograf.
Prinsip kerja alat ini adalah perbedaan muai antara lempeng logam hitam dan
lempeng logam putih. Pada actinograf cara pengukuran dilakukan dengan mengukur
luasan yang tercatat di dalam kertas grafik dengan bantuan planimeter, yang
kemudian dikonversi ke dalam satuan intensitas matahari dengan mengalikan
terhadap konstanta actinograf. Actinograph bimetal alat ini untuk mendapatkan
ukuran radiasi penyinaran total dengan mencatat perbedaan temperatur antara
jalur bimetalik berselubung hitam yang menyerap radiasi sinar matahari dan dua
lajur bimetalik yang sama dicat putih yang memantulkan radiasi sinar matahari.
Perbedaan temperatur adalah fungsi radiasi matahari total yang
diterima dan alat ini hanya baik untuk mendapatkan total harian. Memasang
bimetal actinograf dengan cara diletakkan di atas tonggak yang terbuat dari
beton yang kokoh atau kayu dan diletakkan pada tempat terbuka.
Matahari merupakan pengatur
iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energy utama di bumi yang
menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarakan ke segala arah
dalambentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung
dari kondisi keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awan-
awan yang mendatangkan hujan, maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran
sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi sebaliknya jika di udara tidak ada
awan langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari yang kuat.
Radiasi
matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan
cara sebagai berikut, diserap oleh aerosol dan awan di atmosfer bumi yang
akhirnya menjadi panas. Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya
temperatur gas-gas dan aerosol-aerosol. aerosol= kumpulan cairan kecil atau
partikel-partikel solid yang menyebar dalam suatu gas, seperti uap air di
atmosfir, debu-debu angkasa, etc. Dan diitangkis oleh atmosfer (oleh gas2 dan
aerosol-aerosol), dalam hal ini radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala
penjuru. Sebagian radiasi menuju kembali ke angkasa, sebagian sampai ke
permukaan bumi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk
proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di
atmosfer bumi.
2.
Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai sumber energy lain yang
dimanfaatkan manusia
3.
Luxmeter digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan penelitian ( research ) bidang ilmu yang
memerlukan informasi intensitas cahaya yang lebih akurat.
4.
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh
keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya
energy matahari yang diterima bumi.
5.
Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi keawanaan. Jika di udara
banyak terdapat awan, khususnya awan- awan yang mendatangkan hujan, maka
keberadaan awan akan menghalangi pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi.
6. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pengamatan dan pengambilan data meteorologi
antara lain cara pengamatan, waktu pengamatan, dan tata letak penempatan alat
dalam stasiun sehingga dapat mewakili kondisi fisik lingkungan.
7. Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi
matahari) akan diterima dengan cara sebagai berikut, diserap oleh aerosol dan
awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi panas.
B.
Saran
Pada saat pengukuran
dengan menggunakan luxmeter hendaknya sensor yang terdapat dalam luxmeter tidak
terlalu didekatkan dengan sumber cahaya lain selain matahari karena dapat
menggangu dan dapat menimbulkan kesalahan pada saat pengamatan karena jika sensor
tersebut terkena sinar dari sumber lain maka alat tersebut tidak dapat
berfungsi dengan baik.
Sebaiknya pada praktikum kali
ini, para praktikan harus benar-benar objektif dalam pengolahan data agar hasil
yang diperoleh tidak salah. Selain itu, dalam praktikum ini haruslah ada
koordinasi antar kelompok agar informasi yang ada pada masing-masing kelompok
karena data yang diperoleh memiliki hubungan antar data dari masing-masing
kelompok
postingan yang menarik, kami juga punya artikel terkait 'Alat Ukur Cahaya' silahkan buka link ini
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3095/1/IMG_0026.pdf
semoga bermanfaat ya