Biologi Tanaman Kopi
A. Sistem
Percabangan Tanaman Kopi
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman
berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman
ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi
12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan
pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan
yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis
cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
B. Sistem
Perakaran Tanaman Kopi
Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman
tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu
tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah
perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar
tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya
dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit
sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang
bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang
bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif
mudah rebah.
C. Bunga dan Buah Tanaman Kopi
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga
setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang
terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar
dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya
terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda.
Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada
cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif
yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang
menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.
Jenis Cabang Kopi
A. Cabang
Reproduksi (cabang orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang
tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut
wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap
ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa
mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa
diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang
utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna,
maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
B. Cabang
Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada
batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap
ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini
mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer
mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3).
berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata
atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan
tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi,
demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun
demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang
menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.
C. Cabang
Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh
pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat
seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
D. Cabang
Kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang
tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua
biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar
sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung
batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh
cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti
batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.
E. Cabang
Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak
mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.
F. Cabang
Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang
tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah
pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
G. Cabang
Air
Cabang air adalah cabang reproduksi yang
tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak
mengandung air.
Bunga Tanaman Kopi
Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun
terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah
tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang
primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus
menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman.
Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat
menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam
kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak
daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36
kuntum bunga.
Bunga tanaman kopi berukuran kecil,
mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna
hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji.
Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah
dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan
(peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan,
secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota
bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau
makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan
akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga
hingga buah menjadi matang ± 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan
faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan,
sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.
Bunga tanaman kopi biasanya akan mekar pada
permulaan musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang
menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang
dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim
kemarau mendatang. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah
jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan
penyerbukannya sendiri (tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi
self steril ini baru menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung
sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus
ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa
berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila
mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam bersamaan dengan
kopi jenis lainnya.
Buah Kopi
Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah
dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar
(eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang
tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi
kadang-kadang hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa)
sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau
sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
untuk membuat minuman kopi
Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi
Secara ekonomis pertumbuhan dan produksi
tanaman kopi sangat tergantung pada atau dipengaruhi oleh keadaan iklim dan
tanah. Kebutuhan pokok lainnya yang tak dapat diabaikan adalah mencari bibit
unggul yang produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah
persyaratan tersebut dapat dipenuhi, suatu hal yang juga penting adalah
pemeliharaan, seperti: pemupukan, pemangkasan, pohon peneduh, dan pemberantasan
hama dan penyakit.
Iklim yang Cocok untuk Tanaman Kopi
Persyaratan iklim kopi Arabika :
- Garis lintang 6-9o LU
sampai 24o LS.
- Tinggi tempat 1250 s/d 1.850 m
dpl.
- Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
- Bulan kering (curah hujan < 60
mm/bulan) 1-3 bulan.
- Suhu udara rata-rata 17-21o
C.
Persyaratan iklim Kopi Robusta :
- Garis lintang 20o LS
sampai 20o LU.
- Tinggi tempat 300 s/d 1.500 m dpl.
- Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
- Bulan kering (curah hujan < 60
mm/bulan) 1-3 bulan.
- Suhu udara rata-rata 21-24o
C.
Pengaruh angin :
Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang,
lebih-lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada
permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga
mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan
tanaman di bawahnya.
Tanah
Sehubungan dengan tanah ini yang penting
untuk dipelajari terutama sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah.
a. Sifat fisik tanah untuk pertanaman kopi
Sifat fisik tanah meliputi: tekstur,
struktur, air dan udara di dalam tanah. Tanah untuk tanaman kopi berbeda-beda,
menurut keadaan dari mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki
tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan
permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik. Tanah yang
tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu gubung berapi atau
yang cukup mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di
dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang
dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurang-kurangnya kedalaman air
tanah 3 meter dari permukaannya. Akar tanaman kopi membutuhkanoksigen yang
tinggi, yang berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat
adalah tidak cocok. Sebab kecuali tanah itu sulit ditembus akar, peredaran air
dan udara pun menjadi jelek.
Demikian pula tanah pasir berat, pada
umumnya kapasitas kelembaban kurang, karena kurang dapat mengikat air. Selain
itu tanah pasir berat juga mengandung N atau zat lemas. Zat lemas sangat
dibutuhkan oleh tanaman kopi, terutama dalam pertumbuhan vegetatif. Hal ini
dapat dibuktikan pada pertumbuhan tanaman di tanah-tanah hutan belantara
hasilnya sangat memuaskan, karena humus banyak mengandung berbagai macam zat
yang dibutuhkan untuk petumbuhan dan pembuahan.
Sebaliknya pada tanah-tanah yang ditanami kembali (tanaman ulang =
replanting) pertumbuhan dan hasilnya kurang memuaskan. Maka apabila dipandang
perlu tanaman ulang ini hendaknya diganti dengan tanaman yang tidak sejenis,
karena tanaman yang berlainan kebutuhan zat makanan juga berbeda.
b. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang dimaksud di sini ialah
meliputi kesuburan tanah dan PH. Di atas telah dikemukakan, bahwa tanaman
menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung humus.
Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan sifat
kimia tanah, sebab satu sama lain saling berkaitan. Tanah yang subur berarti
banyak mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan produksi.
Tanaman kopi menghendaki reksi yang agak
asam dengan PH 5,5 - 6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada
tanaman yang lebih asam, dengan catatan keadaan fisisnya baik, dengan daun-daun
cukup ion Ca++ untuk fisiologi zat makanan dengan jumlah makanan
tanaman yang cukup. Pada tanah yang bereaksi lebih asam, dapat dinetralisasi
dengan kapur tohor, atau yang lebih tepat diberikan dalam bentuk pupuk;
misalnya serbuk tulang/Ca-(PO2) + Calsium metaphospat/Ca(PO2).
Bercocok Tanam Tanaman Kopi
Dalam rangka bercocok tanam kopi, selain
memperhatikan keadaan iklim, jenis dan varietas yang akan ditanam, juga harus
diperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan, seperti :
Pembibitan dan Persemaian Tanaman Kopi
Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari :
- biji (zaaling), pembiakan secara genertaif.
- Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif.
Pembiakan Bibit Tanaman Kopi dari Biji
Cara memperoleh biji kopi :
- Dari kebun sendiri, biji diambil
dari pohon yang telah diketahui mutunya. Pohon induk yang produksinya
cukup tinggi, tahan terhadap nematoda, bubuk buah maupun bubuk batang,
atau dengan kata lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.
- Balai penelitian perkebunan,
bersumber dari kebun percobaan yang menghasilkan biji telah teruji
keunggulannya.
Cara memilih dan memelihara biji kopi:
Buah yang dipungut adalah yang masak,
kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. Jika biji ini
tidak memenuhi syarat harus disingkirkan. Semua buah/biji kopi yang memenuhi
syarat kemudian dikerjakan sebagai berikut:
- Biji dikelupas kulitnya,
dinjak-injak dengan kain, tetapi kulit tanduk tidak sampai lepas.
- Lendir yang melekat dibersihkan,
dengan jalan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur.
- Setelah bersih biji dikering
anginkan satu atau dua hari, tidak langsung terkena sinar matahari,
melainkan kering angin.
- Biji-biji yang sudah kering,
selanjutnya diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji kopi itu
hampa dan bentuknya jelek, harus disortasi, tidak perlu disemai.
Cara menyimpan biji kopi:
Biji-biji kopi yang telah dipilih dalam
keadaan kering dapat terus disemaikan. Untuk menungggu musim persemaian yang
tepat, biji dapat disimpan untuk sementara waktu. Dan untuk menghindari
terjadinya serangan hama bubuk atau untuk memetikan bubuk yang mungkin ada,
maka biji-biji kopi tersebut bisa dimasukkan dalam peti dengan jalan:
- Pada dasar peti diberi lapisan
kain yang diberi minyak terpentin dengan dosis 1 cc / 100 cm2.
Dan di atas kain pada lapisan biji setebal 5 cm, diberi kain lagi yang
diberi minyak terpentin pula, demikian seterusnya sehingga peti itu penuh.
- Bila peti itu sudah penuh,
kemudian ditutup rapat-rapat dan dibiarkan selama 3 hari 3 malam agar
semua hama mati karenanya.
- Kalau penyimpanan itu berlangsung
agak lama, maka biji tersebut perlu dicampur dengan bubuk arang yang
dibasahi dengan air, dengan perbandingan 1 kg bubuk arang : 150 cc air.
- Perbandingan antara biji dan bubuk
arang yakni 3:1. Atau 3 kg biji dicampur 1 kg bubuk arang yang telah
dibasahi tadi.
Lamanya penyimpanan biji kopi:
Penyimpanan biji tidak boleh terlalu lama,
sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama
sekali.
Biji-biji kopi yang baru akan tumbuh 90 - 100%, sedang yang disimpan
sekitar 6 bulan daya tumbuhnya 60 - 70%. Sebaiknya penyimpanannya jangan sampai
lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila penyimpanan itu dilakukan
sekitar dua bulan. Penyimpanan dimasukkan kedalam ruangan yang gelap dan sejuk.
Penaburan biji kopi:
Bibit kopi dapat ditanam setelah umur 8-9
bulan. Maka penaburab biji kopi dipersemaian harus memperhatikan rencana
penanaman.
- Kalau bibit kopi ditanam sebagai
zaailing, maka baiklah bila biji itu ditaburkan pada bulan Januari -
Februari. Dengan demikian kelak musim tanam tiba bibit sudah berumur 10-11
bulan.
- Kalau bibit akan ditanam sebagai
sambungan, baiklah kalau biji itu ditaburkan pada bulan Agustus.
Selanjutnya bibit dapat disambung pada umur satu tahun. Dan pada waktu itu
masih banyak biji yang segar. Bila kelak bibit akan ditanam pada bulan
November/Desember bibit sambungan tersebut sudah berumur 4 bulan.
- Banyaknya biji yang akan
ditaburkan tentu saja harus disesuaikan dengan luas rencana penanaman.
Biji yang ditaburkan perlu diperhitungkan 2 kali lipat dari bibit yang
akan ditanam, hal ini bila ditanam sebagai zaailing. Tetapi bila bibit itu
akan disambung, maka jumlah biji yang akan ditaburkan adalah dua setengah
kali dari rencana penanaman. Hal ini mengingat bahwa daya tumbuh sambungan
belum tentu bisa mencapai 100%.
Persemaian biji kopi :
Persyaratan tempat persemaian biji kopi, sebagai berikut:
- Tanah sedapat mungkin dipilih yang
agak datar, subur, dan banyak mengandung bunga tanah.
- Dekat perumahan dan sumber air,
agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama
dalam melakukan penyiraman.
- Ada pohon pelindung, agar dapat
menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak
merusakkan bibit.
- Terhindar dari bibit penyakit dan
hama, tempat-tempat yang akan dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya
diselidiki terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit
dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan
pencegahan dan pemberantasan.
Tingkat penyemaian biji kopi ada dua tingkat,
yaitu: tingkat perkecambahan, dan dederan bibit (pemindahan dari
perkecambahan).
a. Tingkat
perkecambahan biji kopi
Sebelum ditanam di persemaian, semua biji
dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk
bedengan-bendengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya
pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 - 10 cm, dan di atas bedengan diberi
atap.
Semua biji dibenamkan pada lapisan pasir
menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap
ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian teratas
kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet dalam satu
baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya 5 cm. Sedangkan
jarak antara biji dengan biji 2,5 cm.
Setiap 1 m bisa memuat 2.000 - 3.000 biji
kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji dan jenisnya. Biji
yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Tetapi
lebih baik biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga mereka akan
lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.
Setelah selesai pembenaman, biji-biji kopi
tersebut diberi pasir lagi, tipis-tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus
dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di
atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau
jerami yang dipotong-potong antara 0,5 - 1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua
atau tiga kali sehari. Setelah berumur 4 - 8 minggu, biji kopi tersebut akan
berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.
Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi
oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas dengan suhu 820,
perkecambahan itu makan waktu 3 - 4 minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang
beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6 - 8 minggu.
Selama proses perkecambahan,
cotyledon-cotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap
endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya
hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan
mengangkat cotyledon-cotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir
ari serta endosperma. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut
"soldatje" atau serdadu.
Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk
sementara berhenti tumbuh lebih kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi,
yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian
endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah-olah masih melekat,
kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang disebut "kepel". Semai
dalam tingkat ini sudah berumur 2 - 3 bulan, selanjutnya dapat dipindahkan ke
persemaiaan.
b. Dederan
bibit kopi
Kecambah kopi yang dipindahkan dapat berupa
serdadu (soldatje) atau kepel (kecambah yang kepingnya sudah membuka). Kecambah
kopi yang dipindahkan kepersemaian harus dilakukan dengan sangat hati-hati,
supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut, melainkan harus
disongkel dengan sebilah bambu atau solet. Sebelum bibit dipindahkan
kepersemaian harus diseleksi bentuk perakarannya terlebih dahulu, karena akar
yang pertumbuhannya bengkok kurang baik, tanaman menjadi kerdil.
Tanah persemaian dicangkul sedalam 30 cm
atau lebih, karena bibit akan berada dipersemaian agak lama, sekurang-kurangnya
9 bulan. Agar tanah itu strukturnya baik, setelah pencangkulan itu sudah bersih
dari batu-batuan dan sisa-sisa kayu, kemudian barulah diberi pupuk organik.
Pupuk tersebut dapat berupa pupuk kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk hijau
dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tanah persemaian dibuat bedengan-bedengan
dengan ukuran lebar 1,20 m dan panjang 10 m, dan bedengan tersebut dibuat
membujur ke arah utara - selatan.
Bilamana bedengan telah siap, semai dalam
bentuk kepelan/serdadu dapat dipindahkan. Kalau semua ini akan ditanam sebagai
zaailing yang lebih muda, jarak tanamnya bisa dibuat 15 x 30 cm. Tetapi kalau
bibit tersebut akan disambung, jarak harus diperpanjang, antara 20 x 40 cm.
Artinya jarak tanam 20 cm dan jarak antar baris 40 cm.
Penanama harus dilakukan dengan
hati-hati sekali, dengan maksud supaya akar dan batang kepelan tidak rusak.
Untuk keperluan tersebut tempat-tempat yang akan ditanami harus dibuat lubang
terlebih dahulu dengan suatu alat tertentu, misalnya bilah bambu atau tusuk.
Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada salah satu sisi lubang
dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah dengan hati-hati
sekali. Jarak antara daun kepelan dengan tanah lebih kurang 3 cm.
Bibit Tanaman Kopi
Asal Kultur Jaringan
Bahan yang digunakan adalah potongan daun
kopi muda yang masih berwarna hijau-kemerahan atau hijau segar. Daun tersebut
dipotong kecil-kecil berukuran kurang lebih 5 mm berbentuk segi empat atau
kotak. Potongan daun tadi ditanam di dalam cawan kecil yang berisi campuran
bahan-bahan khusus yang telah dibuat dan diperhitungkan untuk memenuhi
kebutuhan makanan bagi potongan daun kopi tersebut.
Campuran bahan-bahan ini dinamakan “media.”
Untuk membuat potongan daun mampu tumbuh dan berkembang, tentunya perlu
beberapa perlakuan khusus agar dapat berhasil membentuk bibit yang sempurna.
Perlakuan ini dilakukan
di laboratorium, rumah kaca, dan tempat persemaian di kebun. Perlakuan yang
diberikan di laboratorium meliputi jenis media, macam dan kadar zat pengatur
tumbuh, kondisi penanaman yang paling sesuai, dan sebagainya.
Sebelum menjadi tanaman, potongan daun
tersebut akan membentuk gumpalan-gumpalan yang berwarna putih-kekuningan dan
krem, berbentuk bulat atau lonjong yang disebut sebagai "kalus".
Selanjutnya kalus ini akan tumbuh dan berkembang menjadi calon atau bakal bibit
yang disebut "embrio".
Dalam beberapa percobaan, ada juga dari
potongan daun langsung membentuk embrio. Embrio inilah yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi bibit yang ukurannya kecilkecil.
Selanjutnya, bibit dipindah ke dalam botol
yang sesuai dengan ukuran bibit agar tumbuh dan berkembang lebih jauh menjadi
tanaman yang lebih besar. Pada tahap ini bibit diberi beberapa perlakuan
seiring dengan pertambahan umur.
Di rumah kaca, perlakuan yang diberikan meliputi umur dan kondisi bibit, macam
bahan untuk tempat pertumbuhan bibit, cahaya, kelembapan, suhu, dan sebagainya.
Adapun perlakuan yang diberikan di tempat
persemaian, yang paling
penting adalah tingkat cahaya dan penaungan untuk mengatur kelembapan.
Apabila perlakuan terakhir ini sudah berhasil, maka bibit kopi siap
ditanam secara luas di kebun. Berdasarkan hasil penelitian, bibit kopi asal
kultur jaringan dapat tumbuh dan berkembang normal seperti tanaman kopi dari benih
ataupun cangkok. Bahkan pertumbuhan dan perkembangannya lebih pesat dan waktu
berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman dari benih maupun cangkok.
Dibanding tanaman kopi asal benih maupun cangkok,
tanaman kopi asal kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: proses
pembuatannya lebih praktis, karena hanya dilakukan dalam ruangan yang relatif
kecil; bibit yang dihasilkan lebih seragam, baik umur, tinggi maupun kondisi
fisik lainnya; proses pembuatannya berlangsung cepat, karena tidak menunggu tanaman
induk sampai besar/dewasa; dapat dihasilkan dalam jumlah besar sesuai pesanan
dalam waktu relatif singkat.
Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Kopi
1. Pembukaan Lahan
a. Areal Hutan
Sekunder Bekas Ladang Berpindah
- Dipilih areal hutan sekunder dengan kepemilikan jelas.
- Pembongkaran pohon-pohon, tunggul beserta perakarannya.
- Pembongkaran tanaman perdu dan pembersihan gulma.
- Pembersihan lahan, kayu-kayu ditumpuk di satu tempat di pinggir
kebun.
- Pencetakan kebun secara hektaran.
- Pembuatan jalan-jalan, jembatan beserta saluran drainase.
- Pembuatan teras-teras pada lahan yang memiliki kemiringan lebih
dari 15%.
- Mengajir dan menanam tanaman penaung sementara dan penaung tetap.
- Ajir lubang tanam, jarak tanaman kopi arabika kate (Kartika 1 &
Kartika 2) 1,25 m
X 2 m atau 1,5 m X 2 m. Jarak
tanam kopi jagur (AB 3, USDA 762 dan S 795) adalah 2 m X 2,5 m atau m X 2,5 m.
- Pembuatan lobang tanam. Ukuran lobang tergantung tekstur tanah.
Makin berat tanah ukuran lubang makin besar. Ukuran lubang yang lazim adalah 60
X 60 X 60 cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam. Untuk tanaman yang kurang
subur dan kadar bahan organiknya rendah, ditambahkan pupuk hijau dan pupuk
kandang.
- Tutup lubang tanam, 1 – 3 bulan sebelum ditanam kopi dan dujaga
agar batu-batu, cadas dan sisa-sisa akar tidak masuk kedalam lubang tanam.
- Selama persiapan lahan, pada areal yang kosong dapat ditanami
beberapa jenis tanaman semusim, misalnya kedelai, ubi jalar, jagung,
kacang-kacangan. Jenisnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani, peluang
pasar dan iklim mikro yang ada.
b. Areal Kebun
Aneka Tanaman
- Pemberian tanda tanaman-tanaman yang dipilih sebagai penaung kopi.
Dipilih jenis yang bernilai ekonomis, tajuknya mudah diatur (tahan pangkas) dan
lebih baik meneruskan cahaya diffuse. Jarak antar tanaman ± 10 m X 10 m
tergantung pada besarnya ukuran tajuk (habitus) tanaman.
- Memotong perdu dan semua tanaman yang tidak dipilih.
- Kayu diusahakan untuk di tumpuk di pinggir kebun.
- Membersihkan gulma secara manual atau kimiawi.
- Ajir lubang tanam kopi, pembuatan lubang, isi lubang dan tutup
lubang sama seperti diuraikan diatas.
c. Areal Semak
Belukar
- Pada prinsipnya sama dengan persiapan lahan dari hutan sekunder.
- Sisa-sisa semak dapat ditumpuk dalam barisan-barisan di dalam
kebun (model lorong = alley system). Lebar lorong yang bersih dari tumpukan
semak 1 m dan jarak antar lorong 4-5 m.
- Ajir penaung di dalam lorong, jarak antar ajir 2-2,5 m.
- Tanam pohon penaung.
- Ajir lubang tanam kopi di dalam lorong, jarak 1,25 m untuk kopi kate,
dan 2 m untuk kopi jagur.
- Pembuatan lubang tanam ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang dibuat
6 (enam) bulan sebelum tanam.
- Lubang diisi pupuk hijau dari hasil tebasan gulma.
- Tutup lubang tanam, 1-3 bulan sebelum tanam bibit kopi.
- Selama persiapan lahan tersebut di dalam lorong dapat diusahakan
beberapa jenis tanaman semusim, jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan petani,
peluang pasar dan iklim mikro yang ada.
d.
Pengendalian Alang-alang (Imperata cylindrica)
Menurut Balit Karet Sembawa (1996), pengendalian alang-alang dapat
dilakukan secara perebahan, mekanisme, kultur teknis, kimiawi dan
terpadu.
1)
Perebahan :
-
Daun dan batang alang-alang yang telah direbahkan akan kering dan mati tanpa
merangsang pertumbuhan tunas dan rimpang serta dapat berfungsi sebagai
mulsa.
- Perebahan dapat menggunakan papan, potongan kayu atau drum.
-
Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kopi dengan
tahap-tahap seperti yang telah diuraikan di atas.
2) Cara Mekanis :
-
Dilakukan dengan pengolahan tanah.
-
Penebasan dapat mengurangi persaingan alang-alang dengan tanaman pokok tetapi
hanya bersifat sementara dan harus sering diulangi minimum sebulan
sekali.
- Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kopi dengan
tahapan seperti yang telah diuraikan di atas.
3) Cara Kultur Teknis :
-
Penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis PTL yang sesuai
meliputi Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P. triloba, C. mucunoides, Mucuna
spp. dan Stylosanthes guyanensis.
-
Semprot alang-alang dengan herbisida dengan model lorong, lebar lorong 2 m,
jarak antar lorong 4 m.
-
Apabila alang-alang sudah kering, buat dua jalur tanam sedalam 5 cm, jarak
antar alur 70 cm.
-
Gunakan PTL sesuai rekomendasj untuk daerah setempat, kebutuhan benih 2
kg/ha.
- Benih dicampur pupuk SP-36 sebanyak 24 kg/ha kemudian ditaburkan di dalam
alur.
- Tutup alur dengan tanah setebal 1 cm.
-
Alang-alang akan mati setelah tertutup oleh tajuk PTL.
-
Metode ini lebih tepat untuk areal yang sudah ada tanaman pokoknya.
Pengendalian
Secara Terpadu (Pengolahan Tanah Minimum dan Penggunaan Herbisida)
- Semprot alang-alang yang sedang tumbuh aktif dengan herbisida
sistemik.
- Rebahkan alang-alang yang sudah mati dan kering.
- Tanam tanaman semusim dengan cara tugal sebagai pre-cropping.
-Bersamaan dengan itu lahan siap ditanami tanaman penaung dan
tanaman kopi dengan tahap-tahap seperti telah diuraikan.
Penanaman Penaung Tanaman Kopi
Ditanami minimal satu tahun sebelum
penanaman tanaman kopi.
Syarat-syarat Pohon Penaung
- Memiliki perakaran yang dalam.
- Memiliki percabangan yang mudah diatur.
- Ukuran daun relatif kecil tidak mudah rontok dan memberikan
cahaya diffus.
- Termasuk leguminosa dan berumur panjang dan berumur panjang.
- Menghasilkan banyak bahan organik.
- Tidak menjadi inang hama-penyakit kopi.
a. Penaung
Sementara Tanaman Kopi
- Jenis tanaman penaung sementara yang banyak dipakai adalah
Moghania macrophylla (Flemingia congesta), Crotalaria spp, Tephrosia spp.
- Moghania cocok untuk tinggi tempat 700 m dpl ke bawah.
- Untuk daerah 1.000 m dpl ke atas sebaiknya dipakai Tephrosia atau
Crotalaria.
- Untuk komplek-komplek nematoda dipakai Crotalaria.
- Naungan sementara ditanam dalam barisan dengan selang jarak 2-4 m
atau mengikuti kontur.
b. Penaung
Tetap Tanaman Kopi
- Pohon penaung tetap yang banyak dipakai di Indonesia adalah
lamtoro (Leucaena spp), sengon (Albizia sp), dadap (Erythrina sp), Gliricidia
dan cemara (Casuarina).
- Lamtoro tidak berbiji dapat diperbanyak dengan cangkokan atau okulasi,
ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m, setelah besar secara berangsur-angsur
dijarangkan menjadi 4 m x 5 m.
- Sengon digunakan pada daerah kering dan tinggi (1.000-1.500 m
dpl), seperti banyak dijumpai di Timor-Timur. Ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m
kemudian setelah besar secara berangsur-angsur dijarangkan menjadi 10 m x 10 m.
- Cemara banyak digunakan di Irian Jaya dan Timor-Timur untuk daerah
tinggi di atas 1.500 m dpl.
Tumpangsari (Intercropping)
- Digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi
resiko usaha tani, serta menjamin kelangsungan pendapatan.
- Dilakukan dengan pengusahaan tanaman semusim, (khususnya untuk
lahan-lahan datar/landai), dan penggunaan tanaman penaung produktif.
- Jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan petani, peluang pasar, nilai
ekonomi dan iklim mikro yang ada.
a) Tumpangsari
Tanaman Semusim Dengan Kopi
- Diusahakan selama masa persiapan lahan dan selama tanaman kopi
belum menghasilkan (tajuk kopi belum saling menutup) atau selama iklim mikro
masih memungkinkan.
- Untuk pengusahaan yang bersifat lebih permanen pada lahan datar dapat
dilakukan dengan sistem budidaya lorong (alley cropping). Pada tiap 3-5 barisan
kopi disediakan lorong dengan Iebar 8 m untuk tanaman tumpangsari.
- Tanaman semusim yang banyak diusahakan antara lain adalah jenis
hortikultura (kubis, kentang, wortel, tomat, dan cabe), Palawija (jagung), kacang-kacangan
dan umbi-umbian.
- Tanaman jagung yang mempunyai pertumbuhan tinggi dapat juga berfungsi sebagai
penaung sementara yang efektif.
- Limbah tanaman semusim dimanfaatkan untuk pupuk hijau atau
mulsa tanaman kopi.
b) Pohon
Penaung Produktif
- Dipilih yang memiliki kanopi tidak terlalu rimbun, daun berukuran
kecil atau sempit memanjang agar dapat memberikan cahaya diffus dengan
baik.
- Bukan inang hama penyakit utama kopi.
- Tidak menimbulkan pengaruh allelopati.
- Pohon penaung produktif ditanam dengan jarak ± 10 m x 10 m
tergantung ukuran besarnya tajuk tanaman.
- Pohon produktif yang banyak dipakai untuk kopi antara lain
Macadamia dan jeruk keprok. Untuk kopi robusta antara lain petai, jengkol dan
kelapa.
- Jeruk keprok ditanam dengan jarak 6 m x 8 m atau 8 m x 8 m.
Macadamia, petai dan jengkol ditanam dengan jarak 5 m x 5 m, kemudian secara
berangsur-angsur dijarangkan menjadi 10 m x 10 m
Pengendalian
Hama Penyakit Tanaman Kopi
Nematoda
Parasit
Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis
merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah. Daur hidup P.coffeae
sekitar 45 hari dan R.similis sekitar 1 bulan.
Gejala:
Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan gugur.
Pertumbuhan cabang-cabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan sedikit
bunga, bunga premature dan banyak yang kosong. Bagian akar akar serabut
membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya
mati.
Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi media
bibit menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk nematisida
sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby
10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan konsentrasi
1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit.
Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit. Digunakan sebagai
batang bawah misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi
robusta klon BP 961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman
dan pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa
bakteri, jamur dan nematoda predator.
Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang disarankan a.l.
karbofuran (Curaterr 3G–35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS 1,0% 1 – 2.5 l
/ tanaman) dan etoprofos (Rhocap 10G - 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap
tiga bulan.
Hama Penggerek
Buah Kopi
Serangga dewasa penggerek buah kopi atau
bubuk buah kopi (BBK), Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae) berwarna
hitam kecoklatan, panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang jantan 1,3 mm.
Telur diletakkan dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras, umur stadium
telur 5 – 9 hari. Lama stadium larva 10 – 26 hari, prapupa 2 hari dan stadium
pupa 4 – 9 hari. Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25 – 35 hari. Lama
hidup serangga betina rata-rata 156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari.
Gejala:Serangga
BBK masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar diskus.
Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan pada buah yang cukup
tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang-lubang dan bermutu rendah.
Pengendalian: Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur hidup BBK,
meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua
buak masak yang terserang bubuk 15 –30 hari menjelang panen besar.
Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah
terserang maupun buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air
panas. Racutan / rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada
akhir panen. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air
panas 5 menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu
gelap yang sesuai bagi perkembangan BBK.
Pengendalian secara biologi: Menggunakan
parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana).
Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per hektar
selama tiga kali aplikasi per musim panen. Penggunaan tanaman yang masak
serentak : Varietas USDA 230731 dan USDA 230762.
Penyakit
Tanaman Kopi
Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kopi
Penyakit karat daun yang disebabkan oleh
patogen Hemileia vastatrix B. et. Br. merupakan penyakit utama pada tanaman
kopi arabika.
Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak
berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning
tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung
dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua
berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah
kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi
kehabisan cadangan
pati dalam akar-akar dan rantingrantingnya, akhirnya tanaman mati.
Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix
menggunakan uredospora yang mula-mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi
memanjang dan bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah
masak
berwarna jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri-duri.
Penyebaran oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan
percikan air menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur
terjadi lewat mulut-mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam
proses infeksinya uredospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian
membentuk apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan
penetrasi kedalam jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain
yang berpotensi membantu menyebarkan uredosspora adalah angin, spesies trips
tertentu, burung dan manusia.
Pada kopi robusta, penyakit ini tidak
menjadi masalah, sedangkan pada kopi arabika penyakit ini menjadi masalah
utama. Cara pengendalian penyakit sementara ini dilakukan dengan dua cara,
yaitu menanam jenis-jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288
dan S 795, dan pengendalian dengan Fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2
gr/liter air.
Penyakit
Bercak Daun Cercospora
Penyebab penyakit ini adalah jamur
Cercospora coffeicola B.et Cke. C.coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada,
ukurannya ada yang pendek dan ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pad
permukaan bercak, berbentuk seperti tepung berwarna abu-abu.
Gejala:
Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada
buah. Pada daun yang sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning tapi bercak
dikelilingi halo berwarna kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak
berwarna coklat, biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari.
Pembusukan pada bagian yang berbecak dapat sampai ke biji sehingga dapat
menurunkan kualitas.
Pengendalian:
Secara kultur teknis, dengan memberi naungan
yang cukup, pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun melalui
pemangkasan dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan
Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX
200 0,2% formulasi.
Penyakit Jamur
Upas
Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur
Corticium salmonicolor B.et Br. C.salmonicolor mempunyai basidium yang tersusun
parallel pada stadium kortisium. Basidium berbentuk gada pada ujungnya
terbentuk empat sterigmata yang mendukung basidiospora.
Gejala:
Cabang atau ranting yang terserang layu
mendadak. Serangan dapat terjadi pada cabang yang di bawah, tengah maupun di
ujung pohon, bahkan dapat terjadi pada batang. Stadium sarang laba-laba, berupa
lapisan hifa tipis, berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium
bongkol berupa gambaran hifa berwarna putih biasanya dibentuk pada lentisel
atau pada celah-celah. Stadium kortisium berupa lapisan kerak berwarna merah
jambu, terdiri atas lapisan himenium, biasanya dibentuk pad sisi bawah cabang
atau sisi cabang yang agak ternaung. Stadium nekator berupa bintil-bintil kecil
berwarna orange kemerahan merupakan sporodokhia jamur upas. Stadium nekator
terdapat pad cabang yang tidak terlindung.
Pengendalian:
Batang atau cabang sakit yang ukurannya
masih kecil (diameter < 1 cm) dipotong 10 cm di bawah pangkal di bagian yang
sakit. Potongan-potongan batang dan cabang yang sakit dikumpulkan kemudian
dibakar. Batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, apabila
serangannya masih awal, bagian yang sakit cukup diolesi dengan fungisida
Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi. Apabila serangannya sudah lanjut,
batang atau cabang yang sakit dipotong, sisa cabang atau batang yang dipotong
dan cabang-cabang di sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper
Sandoz.
Panen Kopi
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual
dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh
perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda,
berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan
menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari
kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak
mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang
relatif tinggi sehingga rasanya manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit
keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis karena senyawa gula masih belum
terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak
cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai
secara alami akibat proses respirasi.
Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam
setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :
1)
Pemetikan selektif dilakukan
terhadap buah masak.
2)
Pemetikan setengah selektif
dilakukan terhadap dompolan buah masak.
3)
Secara lelesan dilakukan
terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
4)
Secara racutan/rampasan
merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada
pemanenan akhir.