Kamis, 22 Mei 2014

Menuju Kebangkitan Ekonomi Nasional


Oleh
Ibrahim Wahid Universitas Sriwijaya

Tanggal 20 Mei 2014 adalah Hari Kebangkitan Nasional ke-106 untuk Indonesia. Hal yang sangat luar biasa bagi negara ini untuk memperingatinya. Tapi, jika dilihat dari angka ke-106 yang lumayan  ini, dewasanya bangsa Indonesia seharusnya tidak seperti sekarang. Hampir segala bidang Indonesia bisa dikatakan tidak ada bangkit-bangkitnya, walaupun ada itu tidak bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Momen 20 Mei ini dapat dijadikan tolak ukur untuk melihat bagaimana perkembangan Indonesia dalam bidang pangan, ekonomi, lingkungan dan politik. Keempat bidang ini sangat mempengaruhi tindak tanduk negara ini. Kita mungkin dapat melihat dalam bidang ekonomi di Negara kita. Dari waktu ke waktu terlihat bahwa Indonesia di bidang ekonomi makin tergantung pada negara-negara Barat (Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara Uni Eropa). Setiap tahun Indonesia harus mendapatkan hutang dari negara-negara yang tergabung dalam Inter Govermental Group on Indonesia (IGGI) yang kemudian berubah menjadi Cosultative Group on Indonesia (OGI). Walaupun kemudian Indonesia telah membubarkan IGGI dan CGI, namun tetap melanjutkan kebiasaan berutangnya lewat jalur bilateral dan multilateral.
Jumlah hutang luar negeri yang sangat besar menjadikan Indonesia sukar membenahi dan mengembangkan ekonomi dalam negerinya, karena Indonesia harus melakukan ekspor sumberdaya alamnya (batubara, minyak & gas bumi, kayu dan lain-lain) untuk mendapatkan devisa guna membayar hutang, sementara pasar ekspor tersebut sebagian besar ada di negara-negara pemberi hutang.
Hal seperti itu menunjukkan Indonesia sudah tidak lagi mandiri dan menyebabkan bangsa Indonesia terjajah oleh sebagian bangsanya sendiri melalui negara yang bekerjasama secara tidak adil dengan kekuatan asing. Indonesia terjerumus menjadi negara hamba. Agar Indonesia tidak menjadi ”negara hamba”, maka Indonesia harus mampu meniadakan ketergantungan akan ”hutang yang sangat besar” serta ”ekspor dan impor hanya dengan negara-negara tertentu”. 
Banyak sekali wacana gagasan dan realisasi kemandirian ekonomi nasional yang jauh panggang dari api. Bagaimana tidak, gagasan untuk menjadikan ekonomi nasional secara mandiri terhalang tembok tebal penguasa. Baik penguasa internal (dalam negeri) maupun penguasa eksternal (neoliberalisme).
Dengan hal seperti itu ,ketika negara dikepung globalisasi ekonomi rakyat dibiarkan sendiri bergelut dengan pasar tanpa intervensi dari negara. Isu-isu yang berkembang tentang pencabutan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) membuktikan bahwa Indonesia tidak berdaya menghadapi pasar internasional.
Mungkin kita harus mengingat statement mantan bandit ekonomi (economic hit-man), John Perkins. Ia pernah mengatakan, Multinational Corporation (MNC) melalui IMF dan World Bank selalu membungkus tindakannya dengan kalimat-kalimat yang mulia. Kalimat itu menjadi mantera yang ampuh seperti, memajukan peradaban, menyebarkan demokrasi, merangsang pertumbuhan ekonomi, menerangi jalan kemajuan. Tetapi, tidak diragukan lagi mereka adalah penjajah yang berniat menjarah. Mereka layak disebut “diktator finansial”.
Seperti ditulis J.S Furnivall dalam buku Hindia-Belanda: Studi tentang Ekonomi Majemuk (2009), ”sebaik-baiknya kebijaksanaan ekonomi dan politik kolonial, langkah-langkah itu tidak pernah memenuhi aspirasi rakyat.”
Dalam momentum Hari Kebangkitan Nasional, penulis memandang aspek ekonomi sangat penting dalam mempengaruhi negara ini. Faktor ekonomi mungkin dapat dikatakan sebagai fondasi dalam kesejahteraan rakyatnya dan kemandirian bangsanya. Jika ini berhasil dibangun ekonomi nasional sulit diintervensi oleh bangsa luar.
Apa yang terjadi dengan negara ini tergantung dengan pemimpin yang dimiliki negara itu sendiri. Pemimpin yang lemah lembut ditambah Indonesia masih negara berkembang sangat mudah dijadikan sebagai negara pelayan kapitalisme internasional. Hal ini menjadi cerminan negara yang pemimpinnya masih mengalami penjajahan mental. Selama kolonisasi penjajahan mental itu tetap bertahan kuat dibenak pemimpin bangsa ini, maka selama itu pula sulit diharapkan bangsa Indonesia bisa betul-betul memelihara kemerdekaan dan kedaulatanya.
 Maka dari itu, gagasan tentang kemandirian ekonomi yang akan dijalankan supaya bangsa ini dapat keluar dari penjajahan jenis baru di era globalisasi. Dengan kata lain jika Indonesia bisa lepas dari cengkraman kapitalisme internasional hal itu tergantung pada cara mewujudkan kemandirian ekonomi Bangsa tanpa banyak tergantung pada negara lain, terutama Amerika dan sekutunya ataupun beberapa korporasi besar yang selama ini mengusai Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara mewujudkan kemandirian ekonomi nasional. Tentu saja jawabannya adalah apa yang ada di sekitar kita, yaitu pemanfaatan SDA. SDA yang dimiliki Indonesia merupakan potensi besar untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Sayangnya potensi besar ini tidak terkelola denga maksimal oleh bangsa kita sendiri. Yang mengelola SDA ini kebanyakan dari bangsa luar , yang menyensarakan rakyat Indonesia akibat pengelolaan dan penguasaannya bukan di tangan pemrintah Indonesia namun oleh berbagai perusahaan asing dengan dalih investasi modal asing, yang menguasai dan menjarah SDA sah milik Indonesia. Dari sinilah awal mula “penjajahan” itu terjadi di era modern ini. Sudah selaykanya dan sewajarnya bahwa seharusnya kekayaan itu dikelola dan dikuasai sendiri oleh pemerintah demi mewujudkan kemandirian ekonomi dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tidak ada pilihan lain, pemerintah harus mengelola ekonomi nasional yang lebih menitikberatkan pada pemerataan dan kesejahteraan guna menghasilkan keadilan kepada kepentingan rakyat Indonesia sendiri. Kita harus kembali pada ajaran kemandirian (Trisakti Bung Karno), untuk mencapai peri kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bebas (liberty), adil (equality, justice), dan sejahtera (prosperity). 

Sabtu, 17 Mei 2014

Minggu, 11 Mei 2014

Pengamatan

Selamatkan Generasi masa Depan

Di era teknologi yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi dan hal lainnya hanya dilakukan dengan sentuhan jari. Betapa luar biasanya zaman sekarang, berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Dan orang-orang yang hidup di era ini sudah pasti telah menikmati kemajuan teknologi tersebut. Sebut saja internet yang bisa diakses dimana saja melalui handphone, televisi yang selalu berinovasi dengan acaranya dan yang lainnya. Ini diciptakan untuk mempermudah memenuhi kebutuhan informasi, komunikasi, hiburan dan kebutuhan-kebutuhan lain yang tak terhingga jumlahnya.
Tapi dibalik semua kemajuan teknologi ini tentu akan berdampak  pada anak-anak yang hidup di era sekarang ini.
Banyak acara yang ditampilkan khusus untuk anak-anak seperti acara edukatif dan acara menghibur lainnya. Tapi Jika dilihat lebih mendalam anak-anak jadi terpaku pada televisi dan melupakan lingkungannya. Padahal sebagai anak-anak mereka juga membutuhkan waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ketika anak-anak mulai ‘menjauh’ dari kehidupan sosial mereka, maka dampaknya adalah pada mental yang mereka miliki dan mereka akan cenderung kurang mandiri dan apatis. Dan sangat jelas ini berbahaya jika sikap apatis ini telah menjamur pada diri mereka.
Yang lebih berbahaya jika anak-anak menonton tayangan sinetron, kita semua tahu sinetron menyajikan acara yang sangat kurang mendidik. Sebut saja, tayangan ini mengajarkan bagaimana menghancurkan rumah tangga orang, meracuni orang, menumbuhkan sikap kebencian dan iri hati terhadap orang lain dan masih banyak ajaran yang sangat kurang mendidik untuk anak-anak. Ketika bocah Singapura diajarkan filosofi “Tsun Zu” , anak-anak Indonesia diracuni tayangan “sinetron”. Ini sangat jelas berbahaya bagi anak-anak karena mereka adah asset yang sangat berharga bagi negara untuk kemajuan bangsa. Tentu kita bisa membayangkan dampaknya yang akan terjadi pada lingkungan.
Ini baru permasalahan televisi, belum lagi handphone canggih yang telah mereka miliki untuk seumuran mereka. Dengan handphone yang seperti ini tentu saja ini berbahaya. Mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan memasuki dunia maya. Contoh kecil mereka bisa memasuki content yang belum cocok untuk seumuran mereka.
Tak cukup sampai disitu, yang saya lihat sekarang permainan tradisional pun mulai lenyap dimakan waktu. Karena anak-anak sekarang lebih suka permainan online melalui internet. Sebut saja yang populer dimainkan ialah point blank. Memang permainan ini terlihat seru, tapi jika memainkan permainan online terus dampaknya terhadap kehidupan sosial mereka kurang mengenal dan cenderung antipati.
Selain permainan tradisional yang mulai hilang, lagu anak-anak pun lenyap dimakan waktu. Dulu, waktu saya masih anak-anak lagu “di obok-obok”, “aku cinta rupiah”, dan masih banyak lagu anak-anak lainnya. Tapi sekarang semuanya berubah, lagu anak-anak sekarang rata-rata semuanya berlirikan cinta yang seharusnya itu untuk orang-orang dewasa.
Ada tiga komponen yang harus disinergikan, yaitu Pemerintah, Guru dan Orang Tua. Untuk yang pertama, Pemerintah memang telah membuat program untuk kemajuan bangsa terutama dalam hal pendidikan. Salah satu contohnya yaitu dengan membuat taman buku. Program ini di adopsi dari negara maju yaitu Jepang. Kurang lebih ada 500 taman buku yang dibuat pemerintah di Indonesia. Tapi semua ini tiada guna jika tak ada “Budaya Baca” yang diterapkan oleh Pemerintah.
Yang Kedua, guru sangat berperan penting dalam pendidikan. Jelas yang diajarkan guru disekolah semuanya demi kebaikan. Misalkan siswa diajari untuk tidak bertengkar, tidak mengeluarkan kata-kata kasar dan yang lainnya. Ini juga tiada guna jika saat anak berada dirumah yang ia lihat berbanding terbalik dengan yang diajarkan sekolah. Seperti orang tuanya bertengkar, saudaranya mengeluarkan kata-kata kasar. Hasil pendidikan disekolah nol besar untuk karakter anak-anak.
Kemudian yang terakhir orang tua, ini yang sangat penting. Kewajiban orang tua ialah memberikan pendidikan kepada anaknya. Selain itu, orang tua juga harus memberi kasih sayang dan member perhatian kepada anaknya. Tapi zaman sekarang sudah sulit menemukan orang tua seperti ini. Karena mereka lebih sibuk bekerja untuk menghasilkan uang. Yang dilakukan memang benar, tapi tetap ia harus member perhatian khusus terhadap anak-anak mereka. Memang, orang tua telah menyekolahkan anaknya yang dibiayai orang tua. Dan orang tua selalu berkata “sekolah yang rajin nak dan nilaimu harus bagus”. Ini berbahaya untuk anak-anak, karena mereka akan melakukan cara apapun agar nilainya tinggi dan orang tua menerima hasil ujian dan rapor tinggi tanpa tahu prosesnya. Ditambah lagi waktu orang tua interaksi bersama anaknya itu sangat minim. Pagi orang tua bekerja hingga sore, begitupun dengan anak, pagi sampai siag sekolah dan sorenya bermain atau tidur siang. Ketika malam tiba orang tua istirahat dan anak dikamar. Bisa dibayangkan interaksi pertemuan anak dengan orang tua dirumah hanya sebatas meja makan. Budaya waktu mau berangkat sekolah dengan mencium tangan orang tua pun sirna. Sudah sangat jarang sekali hal ini terlihat.
Untuk semua permasalahan ini, mulai dari penggunaan handphone, televisi, dan yang lainnya bisa kita perbaiki asalkan ketiga aspek ini bekerja dengan baik. Seperti handphone canggih yang telah dipakai oleh anak-anak, sebaiknya di seumuran mereka berikan alat komunikasi standar yang fungsinya hanya untuk menelepon dan sms. Orang tua sekarang kebanyakan menuruti keinginan anaknya, ingin ini ingin itu, tanpa memikirkan dampaknya. Ditambah lagi status sosial anak dilihat orang lain tampak keren dan kaya dengan umur mereka yang belum menginjak 17 tahun ke atas. Sebaiknya juga handphone milik anak orang tua yang menyimpan, agar waktunya tidak dihabiskan karena memainkan handphone saja. Berikanlah waktu khusus anak-anak untuk bermain handphone begitupun dengan menonton televisi. Karena jika terus-terusan menonton ditambah saat waktunya jam belajar bagi anak-anak ini berbahaya. Karena ia takkan ada waktu untuk belajar, selesai menonton ia pasti tidur. Orang tua berperan penting akan hal ini.
Seandainya pemerintah mempunyai kebijakan jam belajar disetiap daerah, misalkan televisi dan internet off mulai pukul 17.00 – 20.00 wib. Bisa dibayangkan bagaimana dampaknya, ini akan sangat bermanfaat dan dengan begitu semua orang akan fokus pada kegiatan rumah, seperti berkumpul keluarga, belajar dan melakukan hal positif lainnya. Tidak seperti sekarang, banyak keluarga yang menonton sinetron berjama’ah.
Pemerintah juga harus menerapkan system “Budaya Baca”, tidak cukup hanya dengan membuat “Taman Buku” . Jika hal ini dilakukan, mungkin masyarakat terutama anak-anak akan melakukannya dan hal ini baik untuk kemajuan bangsa.
Hal lain yang dibutuhkan untuk bangsa ini, terutama orang tua ialah “Pendidikan Khusus Untuk Orang Tua” , minimal 1 minggu sekali. Agar para Orang Tua anak-anak tahu bagaimana seharusnya merawat dan membesarkan anak-anak mereka hingga dewasa dan tanggung jawab mereka sebagai Orang Tua telah lepas. Pemerintah membuatkan sekolah khusus untuk para Orang Tua.
Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat” (HR. Bukhori) . Dari hadist ini bisa kita simpulkan, dalam hal menuntut ilmu tidak selesai dengan S1, S2, S3 sampai Professor. Jadi, ketika sudah punya anak pun tetap harus menuntu ilmu apalagi untuk kebaikan anak-anak dan kemajuan generasi masa depan.

Tidak dapat disangkal bahwa anak-anak layak dikatakan sebagai generasi masa depan, karena ditangan merekalah maju mundurnya suatu bangsa. Dan melihat keadaan sekarang berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Harapan yang tinggi kepada generasi sekarang hanya sekedar isapan jempol belaka. Tapi semuanya masih dapat diperbaiki jika semua aspek ini  bisa bersinergi. Harapan untuk Indonesia lebih baik dapat dicapai.

Jumat, 13 April 2012

Ketika Aktivis Harus Jatuh Cinta

Artikel Islami
29 September 2008 - 06:28
Ketika Aktivis Harus Jatuh Cinta    
Oleh : Alifa El-Khansa
 
Ketika Harus Jatuh Cinta, Catatan Kecil untuk Para Aktivis Dakwah Sejati
(Part 1: Fenomena)
Dakwah bagaikan cahaya yang terpantul dari kedalaman senyawa dalam dada.
Cahayanya terpantul karena banyaknya kaca hati yang terserak, menyertai segenap duka yang terpupuk atas nama surga.
Semakin banyak kaca hati yang terserak mampu melunturkan waktu yang kian menipis di kisi-kisi senja. Berharap cepat kembali demi sebuah cinta.
Bagi seorang aktivis, dakwah merupakan sebuah jalan panjang menuju surga-Nya yang penuh onak dan duri. Tidak akan disebut berdakwah ketika seorang aktivis tidak menemui cobaan dalam berdakwah. Karena memang cobaan adalah bagian dari dakwah itu sendiri dan Allah akan selalu menguji kesungguhan hati orang-orang yang telah berani mengatakan bahwa mereka beriman.
Banyak aktivis yang telah berhasil melewati berbagai fase cobaan dalam rentang dakwahnya yang panjang. Aktivis ini telah membuktikan dirinya di hadapan kaum muslimin dan Rabb bahwa dengan keteguhan hati dan kesabarannya telah berhasil melakukan terobosan-terobosan dakwah yang penuh strategi dalam melawan kebatilan. Aktivis ini menjadi tumpuan dakwah di tempatnya berada karena dapat dipercaya dan amanah dalam melaksanakan berbagai agenda. Ia layak digelari mujahidullah peradaban karena mampu bertahan dengan cobaan dakwah yang menyangkut strategi dalam melawan kebatilan.
Tetapi seringkali aktivis itu tidak menyadari bahaya cobaan yang sedang menerpa hatinya. Hatinya yang rapuh sering tergelincir dengan cinta terhadap lawan jenis yang tumbuh dari kebersamaan mereka dalam dakwah yang panjang dan penuh cobaan. Ta'awun yang mereka lakukan seringkali menimbulkan benih-benih terpendam. Lalu diam-diam mereka pupuk di dalam hati hingga akhirnya bunga bermekaran di mana-mana. Sayangnya, bunga itu bukanlah bunga mawar yang indah... Bunga itu tumbuh bukan dari keimanan, melainkan dari pandangan mata dan nafsu yang pelan-pelan merusak hati lalu menggerogoti jiwa yang lemah. Jiwa itu kini menjadi rapuh, merusak seluruh niat yang tersampir di dada lalu akhirnya merobohkan sendi-sendi dakwah.
Walaupun begitu, sulit sekali untuk melepaskan ‘dia' yang telah bersemayam di dada, jauh melebihi Dia yang selama ini selalu bersama kita dengan penuh cinta. Bagaimana bisa melupakannya begitu saja? Ketika seorang aktivis dakwah telah terlalu lama menancapkan panah-panah pandangan mata ke arah ‘dia' yang tampak indah dengan segala gerik dakwahnya, sedangkan Dia-Rabb yang selalu ada untuk kita tak pernah sekalipun menampakkan wujud-Nya, tentu saja sosok'nya' jadi lebih bermakna. Kita takut tegas padanya karena sebelumnya telah terbayang wajahnya yang memelas. Kita jadi takut berbuat salah padanya karena telah terbayang wajahnya yang merah padam. Sekarang di dalam pikiran hanya ada wajahnya dimana-mana! Inilah bahaya kalau para aktivis mengurangi porsi ghadul bashar pada lawan jenis...
Lalu setelah berusaha ghadul bashar dan meluruskan niat lagi, datang cobaan dari lingkungan sesama aktivis dakwah. Yang anehnya lagi, lingkungan aktivis kadang malah mendukungnya. Mereka ucapkan kata-kata penggoda untuk membuatnya merasa bahwa sosok ‘itu' juga pantas disandingkan dengannya. Hati yang telah kokoh dibentengi keimanan kepada Allah itu akhirnya kandas juga dimakan api asmara yang datangnya dari sesama para aktivis dakwah. Terkadang lingkungan aktivis dakwah sekalipun juga dapat menjerumuskan ketika orang-orang yang ada di lingkungan itu sendiri kurang bisa menjaga hati dan pandangannya. Benar-benar cobaan yang dahsyat! Harapan dan kenyataan untuk menggapai surga-Nya telah terkotori oleh cobaan cinta dari lawan jenis yang tidak mampu dimaknai sesuai porsinya. Kini, yang tersisa hanyalah puing-puing dakwah yang terserak, roboh terkena badai cinta.
Ketika Harus Jatuh Cinta, Catatan Kecil untuk Para Aktivis Dakwah Sejati
(Part 2:Antara Kejujuran & Ketulusan)
Cinta... tiada satu pun di dunia ini yang menafikan karena cinta sendiri merupakan senyawa yang menjadi fitrah manusia sejak dia ada. Sekarang, permasalahan yang muncul adalah apakah kita bisa menumbuhkan benih cinta yang ada di dalam hati sesuai dengan porsinya? Apakah kita mampu mensinkronisasikan cinta dengan dakwah yang telah menjadi darah daging kita sendiri? Ataukah kita memisahkan cinta dengan dakwah lalu jatuh terluka karena telah mencabik-cabiknya dari nyawa? Kita letakkan harapan pada hamba, yang bahkan masih mengeja makna cinta. Sedangkan cinta hanya mau berharap pada Ilahi Rabbi-Tuhan yang telah menjadikannya ada.
Andaikan kita menjadi seorang aktivis yang telah jatuh cinta pada seorang pengemban dakwah lainnya, apakah kita adalah orang yang lantas tergelincir dari jalan dakwah ataukah kita mampu bertahan lalu menjaga cinta kita sebagai rahasia saja? Atau jangan-jangan kita biarkan cinta dan dakwah berjalan beriringan. Kita berjuang untuk Allah sekaligus untuk mendapatkan cinta dari aktivis dakwah lainnya juga. Padahal kita mengetahui hanya amal yang niat tulus karena Allah saja-lah yang diterima oleh Allah.
Wahai para pengemban risalah Allah, sadarlah... Hanya kejujuran dan ketulusan sajalah yang mampu mengalahkan semua niat yang telah ternoda di dalam dada. Ketika niat telah terkotori dan cinta telah berharap pada selain Allah, jujurlah pada Allah. Utarakan kepada Allah dengan sejujurnya keinginanmu yang sebenarnya. Jika ingin bersatu dengannya, mintalah... Pun ketika hati ini ingin diluruskan oleh Allah, dihilangkan bayang-bayang dirinya dari pikiran, maka mintalah... Jujurlah pada Allah... Kenapa kita harus menutupi hal yang tampak di hadapan-Nya?
Tulus dan jujurlah hanya kepada Allah-Rabb yang Maha Mengetahui segala isi hati. Karena hanya Allah saja yang mampu jujur dan tulus kepada kita. Bukan pendamping dakwah yang kita harapkan atau bahkan lingkungan yang mungkin juga sedang futur.
Lalu ketika Allah telah membalas kejujuran itu, maka saatnya untuk tulus kepada Allah. Tulus atas apapun keputusan Allah yang diberikannya kepada kita. Seandainya Allah mengabulkan doa-doa kita, anggaplah ini sebagai kado kecil dari-Nya karena kita telah jujur pada-Nya. Jika Allah mengizinkan kita bersatu dengan kekasih hati, maka tuluskan lagi niat kita hanya karena Allah. Maka insyaAllah perjalanan dakwah ini dengan kekasih hati akan lebih indah dan diridhoi oleh-Nya. Sedangkan bila Allah justru memisahkan kita dengan kekasih hati, maka kita juga harus berusaha tulus menerima segala keputusan Allah. Ini adalah keputusan terbaik dari Allah dan tiada yang bisa menandinginya. Yakinlah dengan keputusan Allah ini, maka insyaAllah penggantinya akan lebih baik dari apa yang selama ini kita bayangkan.
InsyaAllah dengan kejujuran dan ketulusan cinta ini maka aktivis dapat melangkah di jalan dakwah dengan keyakinan teguh dan kesabaran. Akivis menjadi insan yang istiqomah melangkah di jalan dakwah. Aktivis menjadi mujahid yang berhasil dari segi strategi dan segi kesucian cinta. Semoga kita semua menjadi aktivis yang mampu jujur dan tulus kepada Allah atas fitrah cinta yang telah menjadi senyawa dalam jiwa kita. Amin...

Kopi


Biologi Tanaman Kopi

 

A.      Sistem Percabangan Tanaman Kopi

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.

B.       Sistem Perakaran Tanaman Kopi

Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

C.       Bunga dan Buah Tanaman Kopi

Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.

 

Jenis Cabang Kopi

 

A.      Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)

Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

B.       Cabang Primer (cabang plagiotrop)

Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.

C.      Cabang Sekunder

Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.

D.      Cabang Kipas

Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.

E.       Cabang Pecut

Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.

F.       Cabang Balik

Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.

G.      Cabang Air

Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.

 

Bunga Tanaman Kopi

Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.
Bunga tanaman kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.
Bunga tanaman kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri (tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.

 

Buah Kopi

Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman kopi

 

Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi

Secara ekonomis pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat tergantung pada atau dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah. Kebutuhan pokok lainnya yang tak dapat diabaikan adalah mencari bibit unggul yang produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah persyaratan tersebut dapat dipenuhi, suatu hal yang juga penting adalah pemeliharaan, seperti: pemupukan, pemangkasan, pohon peneduh, dan pemberantasan hama dan penyakit.

 

Iklim yang Cocok untuk Tanaman Kopi

Persyaratan iklim kopi Arabika :
  • Garis lintang 6-9o LU sampai 24o LS.
  • Tinggi tempat 1250 s/d 1.850 m dpl.
  • Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
  • Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
  • Suhu udara rata-rata 17-21o C.
Persyaratan iklim Kopi Robusta :
  • Garis lintang 20o LS sampai 20o LU.
  • Tinggi tempat 300 s/d 1.500 m dpl.
  • Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
  • Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
  • Suhu udara rata-rata 21-24o C.
Pengaruh angin :
Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebih-lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.

Tanah

Sehubungan dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari terutama sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah.

a. Sifat fisik tanah untuk pertanaman kopi

Sifat fisik tanah meliputi: tekstur, struktur, air dan udara di dalam tanah. Tanah untuk tanaman kopi berbeda-beda, menurut keadaan dari mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik. Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu gubung berapi atau yang cukup mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurang-kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari permukaannya. Akar tanaman kopi membutuhkanoksigen yang tinggi, yang berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat adalah tidak cocok. Sebab kecuali tanah itu sulit ditembus akar, peredaran air dan udara pun menjadi jelek.
Demikian pula tanah pasir berat, pada umumnya kapasitas kelembaban kurang, karena kurang dapat mengikat air. Selain itu tanah pasir berat juga mengandung N atau zat lemas. Zat lemas sangat dibutuhkan oleh tanaman kopi, terutama dalam pertumbuhan vegetatif. Hal ini dapat dibuktikan pada pertumbuhan tanaman di tanah-tanah hutan belantara hasilnya sangat memuaskan, karena humus banyak mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk petumbuhan dan pembuahan.
Sebaliknya pada tanah-tanah yang ditanami kembali (tanaman ulang = replanting) pertumbuhan dan hasilnya kurang memuaskan. Maka apabila dipandang perlu tanaman ulang ini hendaknya diganti dengan tanaman yang tidak sejenis, karena tanaman yang berlainan kebutuhan zat makanan juga berbeda.

b. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah yang dimaksud di sini ialah meliputi kesuburan tanah dan PH. Di atas telah dikemukakan, bahwa tanaman menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung humus.
Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan sifat kimia tanah, sebab satu sama lain saling berkaitan. Tanah yang subur berarti banyak mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi.
Tanaman kopi menghendaki reksi yang agak asam dengan PH 5,5 - 6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada tanaman yang lebih asam, dengan catatan keadaan fisisnya baik, dengan daun-daun cukup ion Ca++ untuk fisiologi zat makanan dengan jumlah makanan tanaman yang cukup. Pada tanah yang bereaksi lebih asam, dapat dinetralisasi dengan kapur tohor, atau yang lebih tepat diberikan dalam bentuk pupuk; misalnya serbuk tulang/Ca-(PO2) + Calsium metaphospat/Ca(PO2).

 

Bercocok Tanam Tanaman Kopi

Dalam rangka bercocok tanam kopi, selain memperhatikan keadaan iklim, jenis dan varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan, seperti :

 

Pembibitan dan Persemaian Tanaman Kopi

Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari :
- biji (zaaling), pembiakan secara genertaif.
- Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif.

Pembiakan Bibit Tanaman Kopi dari Biji

Cara memperoleh biji kopi :

  1. Dari kebun sendiri, biji diambil dari pohon yang telah diketahui mutunya. Pohon induk yang produksinya cukup tinggi, tahan terhadap nematoda, bubuk buah maupun bubuk batang, atau dengan kata lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.
  2. Balai penelitian perkebunan, bersumber dari kebun percobaan yang menghasilkan biji telah teruji keunggulannya.

Cara memilih dan memelihara biji kopi:

Buah yang dipungut adalah yang masak, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. Jika biji ini tidak memenuhi syarat harus disingkirkan. Semua buah/biji kopi yang memenuhi syarat kemudian dikerjakan sebagai berikut:
  • Biji dikelupas kulitnya, dinjak-injak dengan kain, tetapi kulit tanduk tidak sampai lepas.
  • Lendir yang melekat dibersihkan, dengan jalan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur.
  • Setelah bersih biji dikering anginkan satu atau dua hari, tidak langsung terkena sinar matahari, melainkan kering angin.
  • Biji-biji yang sudah kering, selanjutnya diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji kopi itu hampa dan bentuknya jelek, harus disortasi, tidak perlu disemai.

Cara menyimpan biji kopi:

Biji-biji kopi yang telah dipilih dalam keadaan kering dapat terus disemaikan. Untuk menungggu musim persemaian yang tepat, biji dapat disimpan untuk sementara waktu. Dan untuk menghindari terjadinya serangan hama bubuk atau untuk memetikan bubuk yang mungkin ada, maka biji-biji kopi tersebut bisa dimasukkan dalam peti dengan jalan:
  • Pada dasar peti diberi lapisan kain yang diberi minyak terpentin dengan dosis 1 cc / 100 cm2. Dan di atas kain pada lapisan biji setebal 5 cm, diberi kain lagi yang diberi minyak terpentin pula, demikian seterusnya sehingga peti itu penuh.
  • Bila peti itu sudah penuh, kemudian ditutup rapat-rapat dan dibiarkan selama 3 hari 3 malam agar semua hama mati karenanya.
  • Kalau penyimpanan itu berlangsung agak lama, maka biji tersebut perlu dicampur dengan bubuk arang yang dibasahi dengan air, dengan perbandingan 1 kg bubuk arang : 150 cc air.
  • Perbandingan antara biji dan bubuk arang yakni 3:1. Atau 3 kg biji dicampur 1 kg bubuk arang yang telah dibasahi tadi.

Lamanya penyimpanan biji kopi:

Penyimpanan biji tidak boleh terlalu lama, sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama sekali.
Biji-biji kopi yang baru akan tumbuh 90 - 100%, sedang yang disimpan sekitar 6 bulan daya tumbuhnya 60 - 70%. Sebaiknya penyimpanannya jangan sampai lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila penyimpanan itu dilakukan sekitar dua bulan. Penyimpanan dimasukkan kedalam ruangan yang gelap dan sejuk.

Penaburan biji kopi:

Bibit kopi dapat ditanam setelah umur 8-9 bulan. Maka penaburab biji kopi dipersemaian harus memperhatikan rencana penanaman.
  • Kalau bibit kopi ditanam sebagai zaailing, maka baiklah bila biji itu ditaburkan pada bulan Januari - Februari. Dengan demikian kelak musim tanam tiba bibit sudah berumur 10-11 bulan.
  • Kalau bibit akan ditanam sebagai sambungan, baiklah kalau biji itu ditaburkan pada bulan Agustus. Selanjutnya bibit dapat disambung pada umur satu tahun. Dan pada waktu itu masih banyak biji yang segar. Bila kelak bibit akan ditanam pada bulan November/Desember bibit sambungan tersebut sudah berumur 4 bulan.
  • Banyaknya biji yang akan ditaburkan tentu saja harus disesuaikan dengan luas rencana penanaman. Biji yang ditaburkan perlu diperhitungkan 2 kali lipat dari bibit yang akan ditanam, hal ini bila ditanam sebagai zaailing. Tetapi bila bibit itu akan disambung, maka jumlah biji yang akan ditaburkan adalah dua setengah kali dari rencana penanaman. Hal ini mengingat bahwa daya tumbuh sambungan belum tentu bisa mencapai 100%.

Persemaian biji kopi :

Persyaratan tempat persemaian biji kopi, sebagai berikut:
  1. Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak mengandung bunga tanah.
  2. Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.
  3. Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.
  4. Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat-tempat yang akan dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan pemberantasan.
Tingkat penyemaian biji kopi ada dua tingkat, yaitu: tingkat perkecambahan, dan dederan bibit (pemindahan dari perkecambahan).

a. Tingkat perkecambahan biji kopi

Sebelum ditanam di persemaian, semua biji dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bendengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 - 10 cm, dan di atas bedengan diberi atap.
Semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm.
Setiap 1 m bisa memuat 2.000 - 3.000 biji kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji dan jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Tetapi lebih baik biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga mereka akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.
Setelah selesai pembenaman, biji-biji kopi tersebut diberi pasir lagi, tipis-tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5 - 1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari. Setelah berumur 4 - 8 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.
Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas dengan suhu 820, perkecambahan itu makan waktu 3 - 4 minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6 - 8 minggu.
Selama proses perkecambahan, cotyledon-cotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledon-cotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari serta endosperma. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut "soldatje" atau serdadu.
Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah-olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang disebut "kepel". Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2 - 3 bulan, selanjutnya dapat dipindahkan ke persemaiaan.

b. Dederan bibit kopi

Kecambah kopi yang dipindahkan dapat berupa serdadu (soldatje) atau kepel (kecambah yang kepingnya sudah membuka). Kecambah kopi yang dipindahkan kepersemaian harus dilakukan dengan sangat hati-hati, supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut, melainkan harus disongkel dengan sebilah bambu atau solet. Sebelum bibit dipindahkan kepersemaian harus diseleksi bentuk perakarannya terlebih dahulu, karena akar yang pertumbuhannya bengkok kurang baik, tanaman menjadi kerdil.
Tanah persemaian dicangkul sedalam 30 cm atau lebih, karena bibit akan berada dipersemaian agak lama, sekurang-kurangnya 9 bulan. Agar tanah itu strukturnya baik, setelah pencangkulan itu sudah bersih dari batu-batuan dan sisa-sisa kayu, kemudian barulah diberi pupuk organik. Pupuk tersebut dapat berupa pupuk kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk hijau dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tanah persemaian dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 1,20 m dan panjang 10 m, dan bedengan tersebut dibuat membujur ke arah utara - selatan.
Bilamana bedengan telah siap, semai dalam bentuk kepelan/serdadu dapat dipindahkan. Kalau semua ini akan ditanam sebagai zaailing yang lebih muda, jarak tanamnya bisa dibuat 15 x 30 cm. Tetapi kalau bibit tersebut akan disambung, jarak harus diperpanjang, antara 20 x 40 cm. Artinya jarak tanam 20 cm dan jarak antar baris 40 cm.
Penanama  harus dilakukan dengan hati-hati sekali, dengan maksud supaya akar dan batang kepelan tidak rusak. Untuk keperluan tersebut tempat-tempat yang akan ditanami harus dibuat lubang terlebih dahulu dengan suatu alat tertentu, misalnya bilah bambu atau tusuk. Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada salah satu sisi lubang dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah dengan hati-hati sekali. Jarak antara daun kepelan dengan tanah lebih kurang 3 cm.

 

Bibit Tanaman Kopi Asal Kultur Jaringan

Bahan yang digunakan adalah potongan daun kopi muda yang masih berwarna hijau-kemerahan atau hijau segar. Daun tersebut dipotong kecil-kecil berukuran kurang lebih 5 mm berbentuk segi empat atau kotak. Potongan daun tadi ditanam di dalam cawan kecil yang berisi campuran bahan-bahan khusus yang telah dibuat dan diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi potongan daun kopi tersebut.
Campuran bahan-bahan ini dinamakan “media.” Untuk membuat potongan daun mampu tumbuh dan berkembang, tentunya perlu beberapa perlakuan khusus agar dapat berhasil membentuk bibit yang sempurna. Perlakuan ini dilakukan
di laboratorium, rumah kaca, dan tempat persemaian di kebun. Perlakuan yang diberikan di laboratorium meliputi jenis media, macam dan kadar zat pengatur tumbuh, kondisi penanaman yang paling sesuai, dan sebagainya.
Sebelum menjadi tanaman, potongan daun tersebut akan membentuk gumpalan-gumpalan yang berwarna putih-kekuningan dan krem, berbentuk bulat atau lonjong yang disebut sebagai "kalus". Selanjutnya kalus ini akan tumbuh dan berkembang menjadi calon atau bakal bibit yang disebut "embrio".
Dalam beberapa percobaan, ada juga dari potongan daun langsung membentuk embrio. Embrio inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi bibit yang ukurannya kecilkecil.
Selanjutnya, bibit dipindah ke dalam botol yang sesuai dengan ukuran bibit agar tumbuh dan berkembang lebih jauh menjadi tanaman yang lebih besar. Pada tahap ini bibit diberi beberapa perlakuan seiring dengan pertambahan umur.
Di rumah kaca, perlakuan yang diberikan meliputi umur dan kondisi bibit, macam bahan untuk tempat pertumbuhan bibit, cahaya, kelembapan, suhu, dan sebagainya.
Adapun perlakuan yang diberikan di tempat persemaian, yang paling
penting adalah tingkat cahaya dan penaungan untuk mengatur kelembapan.
Apabila perlakuan terakhir ini sudah berhasil, maka bibit kopi siap ditanam secara luas di kebun. Berdasarkan hasil penelitian, bibit kopi asal kultur jaringan dapat tumbuh dan berkembang normal seperti tanaman kopi dari benih ataupun cangkok. Bahkan pertumbuhan dan perkembangannya lebih pesat dan waktu berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman dari benih maupun cangkok.
Dibanding tanaman kopi asal benih maupun cangkok, tanaman kopi asal kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: proses pembuatannya lebih praktis, karena hanya dilakukan dalam ruangan yang relatif kecil; bibit yang dihasilkan lebih seragam, baik umur, tinggi maupun kondisi fisik lainnya; proses pembuatannya berlangsung cepat, karena tidak menunggu tanaman induk sampai besar/dewasa; dapat dihasilkan dalam jumlah besar sesuai pesanan dalam waktu relatif singkat.

Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Kopi

 

1. Pembukaan Lahan

a. Areal Hutan Sekunder Bekas Ladang Berpindah

- Dipilih areal hutan sekunder dengan kepemilikan jelas.
- Pembongkaran pohon-pohon, tunggul beserta perakarannya.
- Pembongkaran tanaman perdu dan pembersihan gulma.
- Pembersihan lahan, kayu-kayu ditumpuk di satu tempat di pinggir kebun.
- Pencetakan kebun secara hektaran.
- Pembuatan jalan-jalan, jembatan beserta saluran drainase.
- Pembuatan teras-teras pada lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 15%.
- Mengajir dan menanam tanaman penaung sementara dan penaung tetap.
- Ajir lubang tanam, jarak tanaman kopi arabika kate (Kartika 1 & Kartika 2) 1,25 m
 X 2 m atau 1,5 m X 2 m. Jarak tanam kopi jagur (AB 3, USDA 762 dan S 795) adalah 2 m X 2,5 m atau m X 2,5 m.
- Pembuatan lobang tanam. Ukuran lobang tergantung tekstur tanah. Makin berat tanah ukuran lubang makin besar. Ukuran lubang yang lazim adalah 60 X 60 X 60 cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam. Untuk tanaman yang kurang subur dan kadar bahan organiknya rendah, ditambahkan pupuk hijau dan pupuk kandang.
- Tutup lubang tanam, 1 – 3 bulan sebelum ditanam kopi dan dujaga agar batu-batu, cadas dan sisa-sisa akar tidak masuk kedalam lubang tanam.
- Selama persiapan lahan, pada areal yang kosong dapat ditanami beberapa jenis tanaman semusim, misalnya kedelai, ubi jalar, jagung, kacang-kacangan. Jenisnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani, peluang pasar dan iklim mikro yang ada.

b. Areal Kebun Aneka Tanaman

- Pemberian tanda tanaman-tanaman yang dipilih sebagai penaung kopi. Dipilih jenis yang bernilai ekonomis, tajuknya mudah diatur (tahan pangkas) dan lebih baik meneruskan cahaya diffuse. Jarak antar tanaman ± 10 m X 10 m tergantung pada besarnya ukuran tajuk (habitus) tanaman.
- Memotong perdu dan semua tanaman yang tidak dipilih.
- Kayu diusahakan untuk di tumpuk di pinggir kebun.
- Membersihkan gulma secara manual atau kimiawi.
- Ajir lubang tanam kopi, pembuatan lubang, isi lubang dan tutup lubang sama seperti diuraikan diatas.
c.  Areal Semak Belukar 
- Pada prinsipnya sama dengan persiapan lahan dari hutan sekunder.
- Sisa-sisa semak dapat ditumpuk dalam barisan-barisan di dalam kebun (model lorong = alley system). Lebar lorong yang bersih dari tumpukan semak 1 m dan jarak antar lorong 4-5 m. 
- Ajir penaung di dalam lorong, jarak antar ajir 2-2,5 m.
- Tanam pohon penaung.
- Ajir lubang tanam kopi di dalam lorong, jarak 1,25 m untuk kopi kate, dan 2 m untuk kopi jagur.
- Pembuatan lubang tanam ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang dibuat 6 (enam) bulan sebelum tanam. 
- Lubang diisi pupuk hijau dari hasil tebasan gulma.
- Tutup lubang tanam, 1-3 bulan sebelum tanam bibit kopi. 
- Selama persiapan lahan tersebut di dalam lorong dapat diusahakan beberapa jenis tanaman semusim, jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan petani, peluang pasar dan iklim mikro yang ada.

d. Pengendalian Alang-alang (Imperata cylindrica)

Menurut Balit Karet Sembawa (1996), pengendalian alang-alang dapat dilakukan secara perebahan, mekanisme, kultur teknis, kimiawi dan terpadu. 
1)        Perebahan : 
- Daun dan batang alang-alang yang telah direbahkan akan kering dan mati tanpa merangsang pertumbuhan tunas dan rimpang serta dapat berfungsi sebagai mulsa.
- Perebahan dapat menggunakan papan, potongan kayu atau drum. 
- Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kopi dengan tahap-tahap seperti yang telah diuraikan di atas. 
2)   Cara Mekanis : 
- Dilakukan dengan pengolahan tanah. 
- Penebasan dapat mengurangi persaingan alang-alang dengan tanaman pokok tetapi hanya bersifat sementara dan harus sering diulangi minimum sebulan sekali.
- Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kopi dengan tahapan seperti yang telah diuraikan di atas. 
3)   Cara Kultur Teknis :
- Penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis PTL yang sesuai meliputi Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P. triloba, C. mucunoides, Mucuna spp. dan Stylosanthes guyanensis.
- Semprot alang-alang dengan herbisida dengan model lorong, lebar lorong 2 m, jarak antar lorong 4 m. 
- Apabila alang-alang sudah kering, buat dua jalur tanam sedalam 5 cm, jarak antar alur 70 cm. 
- Gunakan PTL sesuai rekomendasj untuk daerah setempat, kebutuhan benih 2 kg/ha.
- Benih dicampur pupuk SP-36 sebanyak 24 kg/ha kemudian ditaburkan di dalam alur.
- Tutup alur dengan tanah setebal 1 cm. 
- Alang-alang akan mati setelah tertutup oleh tajuk PTL. 
- Metode ini lebih tepat untuk areal yang sudah ada tanaman pokoknya.

 

Pengendalian Secara Terpadu (Pengolahan Tanah Minimum dan Penggunaan Herbisida)

- Semprot alang-alang yang sedang tumbuh aktif dengan herbisida sistemik.
- Rebahkan alang-alang yang sudah mati dan kering. 
- Tanam tanaman semusim dengan cara tugal sebagai pre-cropping.
-Bersamaan dengan itu lahan siap ditanami tanaman penaung dan tanaman kopi dengan tahap-tahap seperti telah diuraikan.

Penanaman Penaung Tanaman Kopi

Ditanami minimal satu tahun sebelum penanaman tanaman kopi. 
Syarat-syarat Pohon Penaung
- Memiliki perakaran yang dalam.
 - Memiliki percabangan yang mudah diatur.
 - Ukuran daun relatif kecil tidak mudah rontok dan memberikan cahaya diffus. 
- Termasuk leguminosa dan berumur panjang dan berumur panjang.
- Menghasilkan banyak bahan organik. 
- Tidak menjadi inang hama-penyakit kopi.

a. Penaung Sementara Tanaman Kopi

- Jenis tanaman penaung sementara yang banyak dipakai adalah Moghania macrophylla (Flemingia congesta), Crotalaria spp, Tephrosia spp.
- Moghania cocok untuk tinggi tempat 700 m dpl ke bawah. 
- Untuk daerah 1.000 m dpl ke atas sebaiknya dipakai Tephrosia atau Crotalaria. 
- Untuk komplek-komplek nematoda dipakai Crotalaria.
- Naungan sementara ditanam dalam barisan dengan selang jarak 2-4 m atau mengikuti kontur.

b. Penaung Tetap Tanaman Kopi

- Pohon penaung tetap yang banyak dipakai di Indonesia adalah lamtoro (Leucaena spp), sengon (Albizia sp), dadap (Erythrina sp), Gliricidia dan cemara (Casuarina).
- Lamtoro tidak berbiji dapat diperbanyak dengan cangkokan atau okulasi, ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m, setelah besar secara berangsur-angsur dijarangkan menjadi 4 m x 5 m. 
- Sengon digunakan pada daerah kering dan tinggi (1.000-1.500 m dpl), seperti banyak dijumpai di Timor-Timur. Ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m kemudian setelah besar secara berangsur-angsur dijarangkan menjadi 10 m x 10 m.
- Cemara banyak digunakan di Irian Jaya dan Timor-Timur untuk daerah tinggi di atas 1.500 m dpl.

Tumpangsari (Intercropping)

- Digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi resiko usaha tani, serta menjamin kelangsungan pendapatan. 
- Dilakukan dengan pengusahaan tanaman semusim, (khususnya untuk lahan-lahan datar/landai), dan penggunaan tanaman penaung produktif. 
- Jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan petani, peluang pasar, nilai ekonomi dan iklim mikro yang ada.

a) Tumpangsari Tanaman Semusim Dengan Kopi

- Diusahakan selama masa persiapan lahan dan selama tanaman kopi belum menghasilkan (tajuk kopi belum saling menutup) atau selama iklim mikro masih memungkinkan.
- Untuk pengusahaan yang bersifat lebih permanen pada lahan datar dapat dilakukan dengan sistem budidaya lorong (alley cropping). Pada tiap 3-5 barisan kopi disediakan lorong dengan Iebar 8 m untuk tanaman tumpangsari. 
- Tanaman semusim yang banyak diusahakan antara lain adalah jenis hortikultura (kubis, kentang, wortel, tomat, dan cabe), Palawija (jagung), kacang-kacangan dan umbi-umbian.
- Tanaman jagung yang mempunyai pertumbuhan tinggi dapat juga berfungsi sebagai penaung sementara yang efektif.
 - Limbah tanaman semusim dimanfaatkan untuk pupuk hijau atau mulsa tanaman kopi.

b) Pohon Penaung Produktif

- Dipilih yang memiliki kanopi tidak terlalu rimbun, daun berukuran kecil atau sempit memanjang agar dapat memberikan cahaya diffus dengan baik. 
- Bukan inang hama penyakit utama kopi.
- Tidak menimbulkan pengaruh allelopati.
 - Pohon penaung produktif ditanam dengan jarak ± 10 m x 10 m tergantung ukuran besarnya tajuk tanaman. 
- Pohon produktif yang banyak dipakai untuk kopi antara lain Macadamia dan jeruk keprok. Untuk kopi robusta antara lain petai, jengkol dan kelapa.
 - Jeruk keprok ditanam dengan jarak 6 m x 8 m atau 8 m x 8 m. Macadamia, petai dan jengkol ditanam dengan jarak 5 m x 5 m, kemudian secara berangsur-angsur dijarangkan menjadi 10 m x 10 m

 

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Kopi

 

Nematoda Parasit

Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda endoparasit yang berpindah-pindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari dan R.similis sekitar 1 bulan.
Gejala: Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan gugur. Pertumbuhan cabang-cabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, bunga premature dan banyak yang kosong. Bagian akar akar serabut membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya mati.
Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi media bibit menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk nematisida sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby 10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan konsentrasi 1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit.
Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit. Digunakan sebagai batang bawah misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon BP 961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa bakteri, jamur dan nematoda predator.
Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang disarankan a.l. karbofuran (Curaterr 3G–35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS 1,0% 1 – 2.5 l / tanaman) dan etoprofos (Rhocap 10G - 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap tiga bulan.

 

Hama Penggerek Buah Kopi

Serangga dewasa penggerek buah kopi atau bubuk buah kopi (BBK), Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan, panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang jantan 1,3 mm. Telur diletakkan dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras, umur stadium telur 5 – 9 hari. Lama stadium larva 10 – 26 hari, prapupa 2 hari dan stadium pupa 4 – 9 hari. Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25 – 35 hari. Lama hidup serangga betina rata-rata 156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari.
Gejala:Serangga BBK masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan pada buah yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang-lubang dan bermutu rendah.
Pengendalian: Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur hidup BBK, meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buak masak yang terserang bubuk 15 –30 hari menjelang panen besar.
Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air panas. Racutan / rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air panas 5 menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan BBK.
Pengendalian secara biologi: Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per hektar selama tiga kali aplikasi per musim panen. Penggunaan tanaman yang masak serentak :   Varietas USDA 230731 dan USDA 230762.

 

Penyakit Tanaman Kopi

 

Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kopi

Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et. Br. merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika.
Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan
pati dalam akar-akar dan rantingrantingnya, akhirnya tanaman mati.
Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix menggunakan uredospora yang mula-mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi memanjang dan bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah masak
berwarna jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri-duri. Penyebaran oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan percikan air menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat mulut-mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam proses infeksinya uredospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi membantu menyebarkan uredosspora adalah angin, spesies trips tertentu, burung dan manusia.
Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada kopi arabika penyakit ini menjadi masalah utama. Cara pengendalian penyakit sementara ini dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam jenis-jenis  kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795, dan pengendalian dengan Fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.

 

Penyakit Bercak Daun Cercospora

Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B.et Cke. C.coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang pendek dan ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pad permukaan bercak, berbentuk seperti tepung berwarna abu-abu.
Gejala:
Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Pada daun yang sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning tapi bercak dikelilingi halo berwarna kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang berbecak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas.
Pengendalian:
Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup, pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2% formulasi.

 

Penyakit Jamur Upas

Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor B.et Br. C.salmonicolor mempunyai basidium yang tersusun parallel pada stadium kortisium. Basidium berbentuk gada pada ujungnya terbentuk empat sterigmata yang mendukung basidiospora.
Gejala:
Cabang atau ranting yang terserang layu mendadak. Serangan dapat terjadi pada cabang yang di bawah, tengah maupun di ujung pohon, bahkan dapat terjadi pada batang. Stadium sarang laba-laba, berupa lapisan hifa tipis, berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium bongkol berupa gambaran hifa berwarna putih biasanya dibentuk pada lentisel atau pada celah-celah. Stadium kortisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, terdiri atas lapisan himenium, biasanya dibentuk pad sisi bawah cabang atau sisi cabang yang agak ternaung. Stadium nekator berupa bintil-bintil kecil berwarna orange kemerahan merupakan sporodokhia jamur upas. Stadium nekator terdapat pad cabang yang tidak terlindung.
Pengendalian:
Batang atau cabang sakit yang ukurannya masih kecil (diameter < 1 cm) dipotong 10 cm di bawah pangkal di bagian yang sakit. Potongan-potongan batang dan cabang yang sakit dikumpulkan kemudian dibakar. Batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, apabila serangannya masih awal, bagian yang sakit cukup diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi. Apabila serangannya sudah lanjut, batang atau cabang yang sakit dipotong, sisa cabang atau batang yang dipotong dan cabang-cabang di sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz.

 

Panen Kopi

Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :
1)        Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.
2)        Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
3)        Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
4)        Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.